Potret Kolam Berusia 900 Tahun di Ponorogo, Peninggalan Raja yang Kini Jadi Tempat Pemancingan
Pada masanya, kolam ini tampak sangat megah. Namun kini difungsikan sebagai kolam pemancingan.

Pada masanya, kolam ini tampak sangat megah

Potret Kolam Berusia 900 Tahun di Ponorogo, Peninggalan Raja yang Kini Jadi Tempat Pemancingan

Sekilas kolam ini tampak seperti kolam tua biasa. Siapa sangka saat ini usianya diperkirakan sudah 900 tahun. Sayangnya, situs bersejarah ini kurang terawat.
Sejarah
Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa. Sang raja menyebut dirinya sebagai cucu Dharmawangsa Teguh, raja terakhir dinasti Isyana.
Sri Jayawarsa adalah raja yang memiliki kerajaan otonom di sekitar wilayah Madiun dan Ponorogo, Jawa Timur.

Mengutip repository.iainponorogo.ac.id, konon waduk
ini pernah digunakan sebagai tempat
pemandian dengan nama lain Ki Agen Nomi atau Ki Agen Surio Garam.
Beji Sirah Keteng disebut sebagai sebuah jalan air tembusan dari laut selatan. Hal ini pernah dibuktikan dengan membuang merang dari aliran laut selatan, ternyata merang tersebut tembus hingga ke Beji.

Kolam Luas
Beji Sirah Keteng merupakan kolam dan waduk seluas sekitar 1 hektare. Kawasan sekitar waduk yang masih asri menjadi daya tarik tersendiri.
Selain kolam, di kompleks ini juga ditemukan Situs Sila Keteng, patung manusia raksasa. Masyarakat setempat menyebut patung raksasa ini senagai sosok Ratu Boko.

Fungsi Terkini
Saat ini, Beji Sirah Keteng dikelola oleh empat RT di Desa Bedingin, Kecamatan Sampit, Kabupaten Ponorogo. Fungsi terkininya yakni sebagai kolam pemancingan ikan, wahana bermain atas air, dan jogging track mengitari kolam.
Pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk Beji Sirah Keteng. Biaya baru dikenakan jika pengunjung menyewa kapal dan memancing. Biaya sewa kapal Rp5 ribu dan memancing Rp10 ribu.
