Potret Kolam Berusia 900 Tahun di Ponorogo, Peninggalan Raja yang Kini Jadi Tempat Pemancingan
Pada masanya, kolam ini tampak sangat megah. Namun kini difungsikan sebagai kolam pemancingan.
Pada masanya, kolam ini tampak sangat megah
Potret Kolam Berusia 900 Tahun di Ponorogo, Peninggalan Raja yang Kini Jadi Tempat Pemancingan
Sekilas kolam ini tampak seperti kolam tua biasa. Siapa sangka saat ini usianya diperkirakan sudah 900 tahun. Sayangnya, situs bersejarah ini kurang terawat.
-
Siapa yang melestarikan Reog Ponorogo? 'Kita yang melestarikan permainan ini rata-rata anak keturunan Jawa. Jadi mungkin anggapan orang-orang Indonesia, Malaysia ini semuanya orang Melayu. Tapi bukan, di sini juga ada orang Jawa. Dan yang memainkan permainan ini hanya orang keturunan Jawa,'
-
Siapa pendiri Kabupaten Ponorogo? Bathara Katong, pendiri kabupaten Ponorogo menipu musuhnya dengan cara cerdik.
-
Bagaimana Reog Ponorogo diwariskan? Kesenian budaya Reog Ponorogo diwariskan secara turun-temurun di kampung ini.
-
Dimana letak kolam renang peninggalan Belanda? Kolam Bekas Belanda ini berada di Desa Marancar Godang, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan.
-
Bagaimana Bathara Katong membangun Ponorogo? Bathara Katong memerintahkan rakyat membabat alas. Gangguan dari berbagai pihak, termasuk makhluk halus berhasil dikalahkan karena Bantuan warok dan para prajurit Wengker.Akhirnya pekerjaan membabat hutan berjalan lancar. Setelah hutan selesai dibabat, bangunan-bangunan didirikan sehingga penduduk pun berdatangan. Setelah istana kadipaten didirikan, Batara Katong memboyong permaisurinya, Niken Sulastri ke istana kadipaten.
-
Kapan Bathara Katong mendirikan Ponorogo? Pada tahun 1486, Bathara Katong memerintahkan rakyat membabat alas.
Sejarah
Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa. Sang raja menyebut dirinya sebagai cucu Dharmawangsa Teguh, raja terakhir dinasti Isyana.
Sri Jayawarsa adalah raja yang memiliki kerajaan otonom di sekitar wilayah Madiun dan Ponorogo, Jawa Timur.
Mengutip repository.iainponorogo.ac.id, konon waduk
ini pernah digunakan sebagai tempat
pemandian dengan nama lain Ki Agen Nomi atau Ki Agen Surio Garam.
Beji Sirah Keteng disebut sebagai sebuah jalan air tembusan dari laut selatan. Hal ini pernah dibuktikan dengan membuang merang dari aliran laut selatan, ternyata merang tersebut tembus hingga ke Beji.
Kolam Luas
Beji Sirah Keteng merupakan kolam dan waduk seluas sekitar 1 hektare. Kawasan sekitar waduk yang masih asri menjadi daya tarik tersendiri.
Selain kolam, di kompleks ini juga ditemukan Situs Sila Keteng, patung manusia raksasa. Masyarakat setempat menyebut patung raksasa ini senagai sosok Ratu Boko.
Fungsi Terkini
Saat ini, Beji Sirah Keteng dikelola oleh empat RT di Desa Bedingin, Kecamatan Sampit, Kabupaten Ponorogo. Fungsi terkininya yakni sebagai kolam pemancingan ikan, wahana bermain atas air, dan jogging track mengitari kolam.
Pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk Beji Sirah Keteng. Biaya baru dikenakan jika pengunjung menyewa kapal dan memancing. Biaya sewa kapal Rp5 ribu dan memancing Rp10 ribu.