Ahok soal Sumber Waras: Uang kontan Rp 700 miliar itu berapa ton?
"Enggak ada Bank manapun di Indonesia yang bisa sediakan Rp 700 miliar kontan," kata Ahok.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mempertanyakan adanya isu pembayaran pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras menggunakan uang tunai. Pasalnya perlu waktu berhari-hari untuk menyiapkan uang sebesar Rp 755,89 miliar.
"Enggak ada Bank manapun di Indonesia yang bisa sediakan Rp 700 miliar kontan. Paham enggak? Soal Rp 700 miliar kalau dihitung, pakai mesin ini ya, itu bisa 13-14 hari menghitungnya. Non stop menghitungnya," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Senin (18/4).
Menurutnya, permintaan uang kontan sebanyak itu hanya dapat dilakukan oleh Bank Indonesia, selaku bank central. Mengingat berat uang cash yang akan dibawa membuat pertanyaan tersendiri baginya.
"Kamu kebayang enggak sih? Rp 700 miliar itu berapa ton? Kamu pernah ngambil duit enggak? Ngitung duit gitu loh," terangnya.
Ahok meminta rekan-rekan media untuk tidak memperpanjang polemik dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pasalnya, dia ingin fokus bekerja.
"Sudahlah, aku enggak mau polemik itu. Kalian tolong teman-teman media, kita fokus urusan kerja saja. Saya kira menjawab soal RS Sumber Waras, soal BPK, kalau baca search di google, tak selesai 24 jam. Semua sudah jelas. Jadi tidak usah ngomong itu lagi ya," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, BPK menyebut transaksi pembelian RS Sumber Waras tak lazim karena dilakukan secara tunai dengan cek pada malam hari. Ketua BPK Harry Azhar Azis mengungkap, sumber uang yang digunakan Pemprov DKI.
Harry membuka sedikit hasil investigasinya setelah Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana (Lulung) menanyakan dari mana sumber uang sebanyak itu yang bisa digunakan secara tunai. Kata Harry, uang tersebut diambil dari Uang Persediaan (UP) Pemda.
"Dari uang persediaan, nggak bisa seharusnya. Kalau sebanyak itu. (Pembayaran dilakukan) 31 Desember 2014, jam 19.00 WIB. Kan bank sudah tutup, ada bukti cek tunai. Ada detiknya itu. Tidak mungkin bank (masih ada transaksi), kenapa seperti ini dipaksakan?" ungkap Harry.