Siap-Siap, 620.000 Ton Beras Dikucurkan untuk Bansos Mulai Awal 2025, Masing-Masing Terima 10 Kg
Secara hitungan, Zulhas menyebut angka produksi beras pada dua bulan awal tersebut akan berada di bawah kebutuhan yang ada.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) bakal menggelontorkan 620.000 ton bantuan pangan dalam bentuk beras, termasuk bansos beras pada awal 2025 mendatang. ini dilakukan untuk mengatasi adanya risiko penurunan tingkat produksi beras di dalam negeri (shortage) pada Januari-Februari 2025.
Secara hitungan, Zulhas menyebut angka produksi beras pada dua bulan awal tersebut akan berada di bawah kebutuhan yang ada.
"Jadi nanti Januari-Februari kita ada shortage produksi padi. Januari itu di bawah 2 juta (ton), 1,5 juta (ton). Februari di bawah 2 juta (ton), kebutuhan kita 2,6 juta (ton per bulan)," jelasnya di Jakarta, Selasa (3/12).
Sehingga, pemerintah total akan menyalurkan 320.000 ton bansos beras selama rentang Januari-Februari 2025, sebagai upaya untuk menjaga harga beras di tengah masa shortage. Masing-masing keluarga penerima manfaat (KPM) nantinya akan menerima bantuan pasokan beras 10 Kg tiap bulan.
"Maka nanti ada bantuan pangan yang sudah ditentukan Ratas, dipimpin pak Presiden langsung, waktu itu saya mengajukan untuk 16 juta orang di Januari, 16 juta di Februari, berarti 160 ribu ton," jelasnya.
Distribusikan Cadangan Beras Pemerintah
Selain itu, pemerintah pun akan mendistribusikan cadangan beras pemerintah (CBP) dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 300 ribu ton. Pasokannya berasal dari gudang Bulog di berbagai daerah.
"Juga nanti ada SPHP. Kalau harga naik, agar stabil bisa operasi pasar itu SPHP, 150 ribu ton dan 150 ribu ton. Jadi 300 ribu ton, tambah 320 ribu ton (bansos beras). Jadi ada 620 ribu ton yang harus keluar di Januari dan Februari," ujar Zulhas.
Zulhas pun percaya ketersediaan beras di gudang Bulog tetap mencukupi, seiring pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang komitmen tidak akan melakukan impor beras pada 2025 nanti.
"Tetapi Bulog harus menyerap lagi nanti karena ada panen raya di Maret, April, Mei. Itu kira-kira 1 juta ton lebih," pinta Zulhas.