Analisis Kriminolog Penyebab Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Ada Desperate Death
Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Eliasta Meliala menduga penyebab kematian satu keluarga yang terdiri dari Rudyanto Gunawan, K. Margaretha Gunawan, Budyanto Gunawan dan Dian saling berbeda.
Teka teki penyebab kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, hingga kini masih misteri. Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Eliasta Meliala menduga penyebab kematian satu keluarga yang terdiri dari Rudyanto Gunawan, K. Margaretha Gunawan, Budyanto Gunawan dan Dian saling berbeda.
Satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak serta paman itu sebelumnya ditemukan meninggal di dalam rumah Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat. Dugaan Adrianus, dua orang yang meninggal lebih dahulu akibat sakit atau termakan usia. Dua orang itu adalah Rudyanto Gunawan dan K. Margaretha Gunawan.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Apa yang terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
"Kelihatannya dua orang meninggal natural. Kematian natural ini bukan berarti kematian yang diminta tapi kematian yang memang karena sakit dan usia yang kemudian sebabkan mereka mati," kata Adrianus saat konferensi pers melalui Zoom Meeting, Rabu (30/11).
Sementara penyebab kematian Budyanto dan Dian menurut Adrianus, tidak natural melainkan karena desperate death atau kematian yang sengsara.
"Dian dan Budyanto saya sebut sebagai desperate death atau kematian yang sengsara. Kenapa? Karena pada dua orang ini saya dapat kesan mereka masih mau bertahan hidup," ujar dia.
Ritual Kematian
Adrianus menyinggung temuan polisi terkait penjualan barang-barang yang dilakukan oleh Budyanto. Menurut dia, mereka mencoba untuk bertahan hidup di tengah memburuknya perekonomian keluarga.
"Tapi dalam hal ini sumber pemasukan tidak ada lagi," ujar dia.
Saat itulah, Budyanto dan Dian mulai menjalani upacara keagamaan atau ritual dengan keyakinan mereka bisa terlepas dari kesulitan ekonomi. Tapi ternyata tidak demikian.
"Mereka mulai putus asa dan masuk dalam fase yang kita sebut hopeless merasa tidak mungkin ditolong. Dan kemudian karena keadaan tubuh melemah dan asupan makanan makin sedikit menyebabkan lalu mereka pada akhirnya meninggal dengan pendekatan desperate death," ujar dia.
Adrianus menyebut, kecenderungan untuk melakukan spiritual hanya terlihat pada Budyanyo atau paman dari Dian. Sementara kepada tiga jenazah lain tidak ditemukan kecenderungan spiritual.
"Apakah kemudian yang lain dipengaruhi oleh Budyanto. Saya katakan bisa iya. Kenapa? Kelihatan betul dari keempat memiliki kepribadian yang saling kunci. Tidak ada pribadi yang dominan. Sehingga kalau dikatakan dipaksakan tidak bisa begitu, dia sudah saling sama-sama mau, sama sama yakin," ujar dia.
Menurut Adrianus, para ahli Psikologi Forensik yang digandeng penyidik Polda Metro Jaya sebenarnya sedang menyusun suatu kesimpulan terkait kematian satu keluarga di dalam rumah, Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.
"Kalau bahasa psikologi forensik, autopsi yang dijalankan psikologi forensik sudah mentok," ujar dia.
Dalam kasus ini, Adrianus menyebut Ahli Psikologi Forensik telah membaca tiga hal. Pertama, pembacaan atas tubuh atau jenazah.
"Ini pekerja keras atau tidak, pesolek atau tidak, punya hobi yang beda atau tidak," ujar dia.
Kedua, membaca Tempat Kejadian Perkara terhadap ruangan, warna ruangan, perabotan, bacaan-bacaan yang terdapat di lokasi. Terakhir melakukan wawancara ke semua pihak terkait bisa tetangga, kerabat, RT/RW, Petugas Pos, Petugas PAM.
"Ketika tiga hal sudah dilakukan maka sebetulnya kesimpulan psikologi forensik sudah komperhensif. Ketika mereka sudah mengeluarkan kesimpulan saya rasa sudah final," tandasnya.
Reporter: Ady Anugrahadi/Liputan6.com
(mdk/gil)