Anggota Densus 88 Gagal Rampok Sopir Taksi Online Gara-Gara Pintu Mobil Terkunci
Kronologi perampokan itu berawal ketika pelaku bertemu korban di kawasan Halte Bus TransJakarta, Semanggi, Senin (23/1). Tersangka saat itu baru saja turun dari bus TransJakarta.
Anggota Densus 88 Antiteror Bripda HS membunuh sopir taksi online berinisial SRT (59) di kawasan Bukit Cengkeh, Depok, Jawa Barat. Pembunuhan itu dilatarbelakangi pelaku ingin mencuri mobil korban untuk membayar uang kakak dipakainya bermain judi.
Kronologi perampokan itu berawal ketika pelaku bertemu korban di kawasan Halte Bus TransJakarta, Semanggi, Senin (23/1). Tersangka saat itu baru saja turun dari bus TransJakarta.
-
Kenapa pelaku membunuh driver taksi online? "Saya tulang punggung keluarga, setelah bapak dipenjara tersangkut kasus pidana ganjal ATM di Yogya. Ibu juga bingung minta saya untuk biayai kuliah adik yang di Bandung," kata Baaghastian.
-
Kapan Pertamina mengaktifkan layanan motorist? Tim motorist Pertamina selalu siaga selama 24 jam selama satuan tugas (satgas) Idulfitri aktif hingga 21 April mendatang sehingga kejadian seperti kendaraan kehabisan bahan bakar seperti ini bisa cepat ditanggulangi.
-
Bagaimana driver taksi online tersebut menunjukkan emosinya? Dia lantas meminta ke penumpang wanita yang telah turun dari kendaraan miliknya kala itu agar dapat bersikap sopan. "Yang sopan dong, ini mobil bukan mobil lu," ujarnya.
-
Siapa yang mengalami tindakan kasar dari driver taksi online? Sang driver enggan diberi masukan mengenai jalan yang bakal dilewati. Bahkan sang penumpang menuturkan, ada gestur hingga tindakan kasar dari sang driver saat mengemudi.
-
Apa yang dialami oleh driver ojol di Cimanggis, Depok? Nasib kurang beruntung dialami seorang pengemudi ojek online (ojol) di Cimanggis, Depok. Driver Ojol Dapat Order Fiktif Ratusan Ribu Rupiah di Depok, Reaksi Warga Luar Biasa Langsung Patungan Bayar Pesanan Dia mendapat orderan fiktif sejumlah lebih dari Rp250 ribu.
-
Apa kata-kata bijak dari driver muda tentang perjalanan? "Tidak masalah seberapa lambat Anda pergi selama Anda tidak berhenti."
Tersangka Bripda HS saat itu melihat ada tiga mobil terparkir dekat Halte TransJakarta. Salah satunya mobil Avanza merah milik korban.
"Saat itu tersangka berpikir apabila mobil Avanza merah ini bisa tersangka ambil, kemudian mobil tersebut tersangka jual maka uang hasil penjualan tersebut bisa digunakan untuk mengganti uang abang tersangka," kata penyidik Polda Metro Jaya saat membacakan naskah rekonstruksi digelar pada Kamis (16/2).
Tersangka kemudian menghampiri pengemudi Avanza dengan dalih meminta untuk diantar ke kawasan ke Bukit Cengkeh, Depok Jawa Barat. Saat itu, korban memberitahukan ongkos yang harus dibayarkan. Namun, tersangka menawar.
"Ketika itu pengemudi tersebut mengecek aplikasinya lalu berkata Rp93 ribu lalu tersangka menawar Rp90 ribu, pengemudi setuju dengan harga Rp90 ribu tanpa menggunakan aplikasi," ujar penyidik.
Tersangka duduk di kursi tengah belakang sopir. Tersangka kemudian meminta pengemudi berhenti setiba di Perumahan Bukit Cengkeh, Depok. Alasannya, tersangka lupa membawa uang tunai.
"Saya lupa kalau saya tidak membawa duit cash, saya mau minjam duit teman saya dulu ya di kontrakan. Tersangka keluar mobil berpura-pura hendak meminjam uang kepada teman tersangka," ujar penyidik.
"Tersangka kembali lagi ke mobil dan berkata "enggak ada pak ternyata, kalau ke ATM dulu boleh enggak? kemudian pengemudi tersebut mengatakan 'ya sudah ayo'" kata dia.
Detik-Detik Pembunuhan
Tersangka kemudian kembali lagi ke perumahan Bukit Cengkeh. Saat itulah terjadi upaya pencurian mobil.
"Setelah tiba di area Perumahan Bukit Cengkeh tersangka meminta korban untuk berhenti. Lalu tersangka meminta pengemudi untuk memutar badan kendaraan namun korban mengatakan 'nanti aja setelah turun'" ujar penyidik.
Tersangka lalu mengambil sebilah pisau sudah disiapkan sendari awal. Pisau itu ditodongkan ke arah korban sembari membeberkan profesinya kepada korban. Namun korban berusaha melawan.
"Korban berusaha mendorong tangan tersangka," ujar penyidik.
Korban kemudian dihujam sejumlah tusukan. Namun tersangka tidak bisa memastikan di bagian mana korban terkena tusukan.
"Tersangka merasakan tusukan terakhir terkena di bagian kepala," ujar penyidik.
Tersangka kemudian keluar dari mobil. Maksudnya, mau mengambil alih kemudi. Namun, begitu keluar rupanya pintu sudah dalam keadaan terkunci.
Saat itu, tersangka memutuskan kabur meninggalkan korban.
"Tersangka mencoba membuka pintu mobil satu persatu namun tidak berhasil. Trsangka berlari untuk keluar dari area perumahan," ujar penyidik.
Penyidik mengatakan, barang-barang tersangka masing tertinggal di dalam mobil. Tersangka kembali lagi ke mobil dan mengetuk pintu mobil. Namun, tak kunjung dibuka.
"Ada penghuni perumahan yang membuka pintu rumah. Dan saat itu korban tersebut membunyikan klaksonnya berkali-kali dan hal itu membuat tersangka menjadi panik," ujar penyidik.
Tersangka melarikan diri. Sementara korban, menjalankan kendaraan ke arah Jalan Nusantara sembari membunyikan klakson berkali-kali.
"Ada dua orang saksi hampiri mobil korban yang mengklakson dan meminta tolong," ujar penyidik.
Setelah itu korban ditemukan telah tergeletak di luar sebelah kanan mobil. Kondisinya bersimbah darah.
"Saksi Zakaria menemui pak RW dengan maksud supaya pak RW menghubungi kepolisian. Saksi Suryanto kembali, melihat korban sudah meninggal dunia," ujar penyidik.
Reporter: Ady Anugrahadi/Liputan6.com
(mdk/gil)