Bertambah 130, Kasus Covid-19 di Jakarta Didominasi dari Pekerja Imigran
Dari jumlah tersebut, 61 kasus berasal dari pekerja imigran dan sedang menjalani karantina.
Kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta pada Rabu (17/11) bertambah 130 kasus. Dari jumlah tersebut, 61 kasus berasal dari pekerja imigran dan sedang menjalani karantina.
"130 kasus positif hari ini, 47 persennya atau 61 kasus adalah pekerja imigran yang tengah menjalani masa karantina," ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan, Dwi Oktavia, Rabu (17/11).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
Dwi mengatakan upaya kekarantinaan kesehatan sudah menjadi kebijakan Pemerintah Pusat untuk menangkal sebaran virus dari luar negeri ke wilayah Indonesia.
Kemudian, kata Dwi, setiap pelaku perjalanan luar negeri yang hasil tesnya dinyatakan positif Covid-19, dilanjutkan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).
"Kami di Dinas Kesehatan DKI Jakarta secara aktif melakukan pemeriksaan WGS ini untuk melihat adanya kemungkinan mutasi virus yang berbahaya atau variant of concern (VOC)," jelasnya.
Dinas Kesehatan telah melakukan pemeriksaan WGS sebanyak 2.245 sampel. 54,3 persen hasil pemeriksaan WGS adalah mutasi virus yang berbahaya/VOC.
"93 persen VOC adalah varian Delta dan subvariannya, sedangkan sisanya adalah varian Alpha, Beta, dan Kappa," sebut Dwi.
Sebanyak 28 persen dari jumlah VOC menjangkiti usia di bawah 18 tahun, 62 persen menjangkiti usia 19-59 tahun, dan 10 persen pada usia 60 tahun ke atas.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, sebaran kasus positif hari ini berdasarkan wilayah, yaitu Jakarta Selatan 24 kasus (18,46 persen), Jakarta Utara 13 kasus (10 persen, Jakarta Timur 12 kasus (9,23 persen), Jakarta Barat 11 kasus (8,46 persen), Jakarta Pusat 9 kasus (6,92 persen), dan luar DKI Jakarta/pekerja imigran 61 kasus (46,92 persen).
Sementara itu, kasus positif berdasarkan kelompok usia, yakni 0-18 tahun sebanyak 6,93 persen, 19-59 tahun sebanyak 110 kasus (84,62 persen), dan 60 tahun ke atas sebanyak 11 kasus (8,46 persen).
Baca juga:
Epidemiolog Sebut Potensi Gelombang 3 Covid-19 di RI Sangat Besar, Ini Sebabnya
Cegah Kasus Covid-19 Naik, Wagub Riza Minta Warga DKI Tak Bepergian Saat Libur Nataru
Satgas Covid-19 Soroti Kenaikan Pemakaian Tempat Tidur di RSD Wisma Atlet
Angka Perceraian di Garut Meningkat Selama Pandemi Covid-19, Sehari Sampai 25 Kasus
Kembali Meningkat, Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kemayoran Capai 229 Orang