Blak-blakan Ahok usai diperiksa BPK soal kasus Sumber Waras
Ahok menantang BPK membuka pemeriksaan terhadap dirinya.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberi penilaian Wajar Dengan Pengecualian (WDP) untuk laporan keuangan Pemprov DKI Jakarta tahun anggaran 2014. Salah satu yang membuat DKI mendapat WDP karena proyek pembebasan lahan di Sumber Waras, Grogol, Jakarta Barat, bermasalah.
BPK menganggap pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras seluas 3,7 hektare untuk membangun pusat pengobatan kanker dan jantung itu diduga merugikan negara Rp 191 miliar. BPK menemukan perbedaan harga Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) pada lahan di sekitar Rumah Sakit Sumber Waras dengan lahan rumah sakit itu sendiri. Tak hanya itu, BPK juga sempat mengindikasikan adanya penggelembungan harga dalam pembelian tanah.
-
Bagaimana Karen Agustiawan melakukan korupsi? Firli menyebut, Karen kemudian mengeluarkan kebijakan untuk menjalin kerjasama dengan beberapa produsen dan supplier LNG yang ada di luar negeri di antaranya perusahaan Corpus Christi Liquefaction (CCL) LLC Amerika Serikat. Selain itu, pelaporan untuk menjadi bahasan di lingkup Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dalam hal ini Pemerintah tidak dilakukan sama sekali sehingga tindakan Karen tidak mendapatkan restu dan persetujuan dari pemerintah saat itu.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang para koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Apa kata bijak Soeharto tentang korupsi? Di dunia ini tidak ada yang membenarkan korupsi. Tidak ada. Dalam pengertian yang sebenarnya, tidak akan ada yang membenarkan korupsi itu.
-
Apa isi pemberitaan yang menyebutkan Prabowo Subianto terlibat dugaan korupsi? Prabowo terlibat dugaan korupsi dan penyuapan senilai USD 55,4 juta menurut isi pemberitaan tersebut dalam pembelian pesawat jet tempur Mirage bekas dengan pemerintah Qatar. Uang ini disebut yang dijadikan modal Prabowo dalam melenggang ke pilpres 2014.
-
Siapa yang dibunuh karena memberitakan korupsi? Herliyanto adalah seorang wartawan lepas di Tabloid Delta Pos Sidoarjo. Dia ditemukan tewas pada 29 April 2006 di hutan jati Desa Taroka, Probolinggo, Jawa Timur. Herliyanto diduga dibunuh usai meliput dan memberitakan kasus korupsi anggaran pembangunan di Desa Tulupari, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo.
-
Siapa yang ditahan KPK terkait kasus dugaan korupsi? Dalam kesempatan yang sama, Cak Imin juga merespons penahanan politikus PKB Reyna Usman terkait kasus dugaan korupsi pengadaan software pengawas TKI di luar negeri.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama selalu menangkis tudingan BPK dan DPRD DKI yang mengatakan pembelian lahan RS Sumber Waras tidak sesuai dengan NJOP. Ahok menuturkan, pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras itu telah sesuai dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah dengan pembelian lahan sebagian lahan RS Sumber Waras sebesar Rp 755 miliar dimana harga tersebut jauh lebih murah dari hasil appraisal (harga taksiran), nilai pasar lahan tersebut per 15 November 2014 Rp 904 miliar, yang justru lebih mahal.
Gelombang serangan terhadap Ahok datang bertubi-tubi. Tidak tanggung-tanggung, DPRD DKI Jakarta melaporkan Ahok atas tuduhan kasus dugaan korupsi pengadaan lahan RS Sumber Waras ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
BPK RI turun tangan, memanggil Ahok untuk dimintai keterangan. Ahok memenuhi panggilan BPK pada Senin (23/11). Ahok mengaku tidak mempersiapkan apapun dalam pemeriksaannya itu, sebab dia yakin proses pembelian lahan tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku.
Setelah sekitar 9 jam menjalani pemeriksaan oleh tim investigasi dari BPK RI, Ahok menceritakan pemeriksaannya. Namun bukan materi pemeriksaan atau pertanyaan yang dilontarkan BPK. Ahok mengaku hanya seperti ngobrol-ngobrol saja dengan 12 orang tim auditor investigasi BPK.
Sehari berselang Ahok buka suara dan melempar kritik keras atas pemeriksaan BPK. Merdeka.com merangkum blak-blakan Ahok soal pemeriksaan BPK. Berikut paparannya.
BPK tendensius
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta pemeriksaan dirinya di Badan Pemeriksaan Keuangan terbuka agar masyarakat bisa mengetahui secara jelas. Dia menilai BPK banyak mengeluarkan pertanyaan tendesius.
"Pertama gini, saya telah mengatakan bahwa BPK ini oknumnya tendesius menuduh saya yang tidak masuk akal, memberikan pilihan yang tidak masuk akal. Contoh buktinya, kalau dia mau membuktikan BPK itu tidak ada sesuatu, kalau kamu tidak ada sesuatu, kamu pengen nggak waktu tanya jawab dibuka saja, biar seluruh rakyat Indonesia melihat pertanyaan-pertanyaan itu tendensius. Dia enggak mau ngasih," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Selasa (25/11).
Orang pengen tahu saya diapain BPK
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok tidak bersedia mengungkap materi pemeriksaan yang dilakukan BPK. Dia justru balik menantang BPK untuk membuka pemeriksaan dirinya selama sembilan jam. Menurutnya, masyarakat juga ingin mengetahui hasil pemeriksaan tersebut.
"Itu kan cuma takut memfitnah orang, saya sudah katakan BPK tendensius, kalau gitu mereka periksa saya, saya yakin banyak orang Indonesia banyak yang nonton 8-9 jam pengen tahu di dalam saya diapain gitu loh. Berani gak BPK ngeluarin? Enggak berani," kata Ahok.
"Kalau ini saya buka nanti bocor lagi. Nanti saya ditangkap lagi gara-gara saya membuka. Makanya saya tanya, berani ngga BPK pusat yang periksa saya kemarin kasih lihat saja deh, nggak usah jawaban saya deh, pertanyaannya apa saja," kata dia.
Tak keluarkan kata-kata toilet
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok mengaku punya jurus jitu menahan diri agar tidak marah sewaktu menjalani pemeriksaan di BPK. Ahok menghindari marah-marah supaya dinilai kooperatif. Sebab, jika dicap tak kooperatif bisa berbuntut panjang dan mengancam posisinya sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta.Â
"Dia (BPK) tahu Ahok kan orangnya emosional, kalau digituin pasti ngamuk-ngamuk, pasti di dalam marah-marah, langsung dinilai tidak kooperatif, nanti keluar kata-kata toilet. Dia tidak tahu aku sudah belajar sekarang. Orang mikir saya bisa dijebak, ya sudah gue kunci saja toiletnya, gue masuk saja toiletnya, gue buang," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Selasa (24/11).
Ditakdirkan lawan institusi diisi orang nakal
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait kasus pembelian lahan RS Sumber Waras selama 9 jam. Ahok yakin BPK mencari-cari celah kesalahannya dalam kasus ini.
Dia tidak mau ambil pusing dan mengaku siap menghadapi semua tudingan yang mengarah padanya. Ahok mengklaim ditakdirkan melawan institusi-institusi yang diisi pejabat 'nakal'.
"Saya bersyukur sekali, saya bilang saya sampai sudah kesal gitu kan. Mungkin memang sudah takdir saya, untuk melawan institusi-institusi di republik ini yang diisi oleh oknum-oknum yang tidak betul," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Selasa (24/11).
Pesan khusus untuk BPK
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok mengklaim bakal jadi contoh pejabat bersih, tidak seperti stigma yang ada di masyarakat saat ini. Dia memberikan pesan khusus saat diperiksa BPK.
"Saya bersyukur Anda begini kepada saya. Saya bilang, ini untuk membuktikan kepada seluruh rakyat, ada stigma bahwa pejabat pasti tidak jujur, pasti korup, ada celah. Saya akan buktikan sama kalian, Saya bilang, tidak ada celah untuk urusan Pemda," pesan Ahok ke BPK.
(mdk/noe)