BUMD Transjakarta Dinilai Harusnya Tidak Usah Ikut Menjadi Operator Bus
Dia menekankan, dalam melakukan pengawasan aturan main tersebut, TransJakarta harus adil dan disiplin menerapkan aturan dan persyaratan yang ada.
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, seharusnya BUMD Transjakarta (TJ) tidak usah ikut menjadi operator bus. Melainkan menjalankan fungsi sebagai wasit pelayanan yang mengawasi seluruh persyaratan dan aturan main sudah ditetapkan.
"Para operator yang melakukan kontrak kerja dengan TJ itulah yang jadi 'pemain' yang diawasi atau di-wasit-i oleh TJ," ujar dia dalam keterangannya, Minggu (12/12).
-
Apa tujuan dari perpanjangan jam operasional Transjakarta? Perpanjangan jam operasional armada bus Transjakarta diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya kepadatan pelanggan setelah laga berlangsung. Sehingga, masyarakat yang menonton bisa kembali ke rumahnya masing-masing dengan cepat.
-
Kapan uji coba Transjakarta rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta dilakukan? Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Bagaimana cara Transjakarta rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta dikawal? Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan.
-
Kenapa Transjakarta memperpanjang jam operasionalnya? Perpanjangan jam layanan dilakukan untuk mendukung akses mobilitas masyarakat yang ingin menonton secara langsung pertandingan itu di GBK.
-
Kenapa kecepatan Transjakarta selama uji coba dikurangi? “Tadi kecepatannya dikurangi setengah, sudah dihitung oleh dishub, tadi karena dikawal, kecepatan dikurangi setengah,” kata Heru di Bandara Soekarno Hatta, Rabu (5/7).
-
Transjakarta apa saja yang akan dihapus dari aset Pemprov DKI? Merek Bus Transjakarta yang akan masuk kandang alias dihapus dari aset Dishub DKI Jakarta adalah: Zhongtong, Yutong, Hino, Mercedes, Hyundai, Komodo, Ankai, dan Inobus.
Dia menekankan, dalam melakukan pengawasan aturan main tersebut, TransJakarta harus adil dan disiplin menerapkan aturan dan persyaratan yang ada.
"Jika TJ sendiri ikut jadi pemain, bukan tidak mungkin pengawasan dan aturan main menjadi memiliki standar ganda yang bisa menjadi tidak adil dalam TJ melaksanakan tugasnya karena TJ menjadi ambiguity," ungkap dia.
Sebab di satu pihak TransJakarta menjadi pengawas dan penegak aturan pelayanan. Sedangkan di pihak lainnya TransJakarta berperan sebagai operator yang harus mencari keuntungan.
"Yang terkadang meng-anakemas-kan TJ sebagai operator, dengan memberi prioritas lebih untuk peluang keuntungan, misalnya dengan menempatkan armadanya pada rute yang panjang dan lebih toleran, lebih kendor) terhadap aturan yang ada," terang Djoko.
"Sementara kepada operator lain lebih ditekan pada disiplin sampai sekecil-kecilnya.Bila terjadi pelanggaran langsung diberi penalty. Status TJ sebagai operator, bukan lagi sebagai fill in tapi sudah mendominasi armadanya," imbuh dia.
Kerja TransJakarta sebagai wasit pelayanan menjadikan konsentrasinya buyar. Lantaran harus terbagi dengan tugas sebagai operator. Organisasi TransJakarta pun menjadi besar, SDM juga tambah banyak dan anggaran juga semakin besar.
"Urusan juga semakin majemuk, seperti mengurus bus, urus tenaga kerja, urus bengkel, urus pool bus, urus diklat, dan lain-lain," tandas dia.
Sebelumnya diberitakan, perbaikan tata kelola sopir bus TransJakarta menjadi poin yang direkomendasikan oleh KNKT setelah melakukan investigasi terhadap kecelakaan beruntun yang mendera TransJakarta.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menjelaskan, rekomendasi itu dikeluarkan berdasarkan hasil surveilans dan diskusi dengan pramudi mengenai insiden kecelakaan bus yang terjadi belakangan ini.
"Kita memberi rekomendasi kepada TransJakarta namanya Driver Resource Management. Setiap tahun mereka diberi pelatihan untuk men-'challange soft' kompetensi, kemampuan menahan emosi secara bijak," kata Soerjanto Tjahjono di Kantor TransJakarta di Cawang, Jakarta, Jumat (10/12).
Soerjanto menambahkan, pelatihan serupa sudah sering diterapkan pada manajemen transportasi udara. Namun hal itu belum diterapkan di tubuh TransJakarta.
Dia mengatakan, hasil rekomendasi itu nantinya juga akan berpengaruh pada penerapan standar operasional prosedur (SOP) bagi pramudi TransJakarta.
"Misalnya, selama mengemudi tidak boleh pegang telepon mungkin prosedur seperti itu yang diharapkan bisa dilakukan perbaikan di TransJakarta. SOP itu sifatnya dinamis setiap detik bisa berubah tergantung situasi," ujar Soerjanto.
Soerjanto mengatakan, berdasarkan hasil diskusi dengan pramudi diketahui bahwa mengantuk saat berkendara menjadi salah satu faktor risiko yang kerap dikeluhkan oleh mereka.
"Kita akan mempelajari bagaimana solusi mengurangi kantuk kemudi ini. Mengantuk ini banyak faktor, salah satunya koridor jalan yang sempit. Nanti kita lihat bagaimana jam kerja, bagaimana masalah lain yang berkaitan dengan pengemudi," kata Soerjanto.
Soerjanto mengatakan, pihaknya menyambut baik upaya TransJakarta dalam melihat keselamatan berkendara menjadi prioritas utama.
"Pengalaman saya begitu operator membuka diri terhadap investigasi setelah itu tingkat keselamatannya membaik. Ini yang diharapkan kita melakukan surveilans untuk menemukan resiko," ujar Soerjanto. Seperti diberitakan Antara.
(mdk/eko)