Cerita haru pasukan oranye, mimpi sekolah tinggi & bantu orangtua
Sambil menunggu pekerjaan lebih baik, mereka merasa bersyukur bisa bekerja meski hanya jadi petugas kebersihan.
Bermodalkan sapu, serokan, cangkul, puluhan petugas Pelayanan Terpadu Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) membersihkan seluruh jalan-jalan ibu kota. Salah satu lokasi yang menjadi fokus pengecekan adalah gorong-gorong di Jl Medan Merdeka Selatan. Di gorong-gorong itu ditemukan tumpukan kulit kabel yang jadi penyebab banjir.
M Adib Syarifudin alias Syarif (18), salah satu petugas PPSU tampak begitu semangat mengangkat kulit kabel yang menyumbat gorong-gorong. Setelah sampai ke permukaan, kulit kabel itu lalu dimasukan ke dalam truk untuk diangkut kemudian.
Kepada merdeka.com, Syarif bercerita awal mula bergabung menjadi anggota PPSU. Pemuda asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), ini nekat meninggalkan kampung halamannya dengan satu cita-cita, menaikkan taraf hidupnya dan keluarga. Meskipun bapaknya bekerja sebagai konsultan, sedangkan ibunya sebagai pekerja honorer, dia tak malu bekerja sebagai tukang bersih-bersih jalanan.
"Di Bima hidupnya biasa, pas-pasan. Kalau dibilang miskin enggak miskin juga, orangtua masih kerja, walaupun saya tidak kuliah. Di kampung tuh nggak bisa cari duri, susah. Kalau di sini (Jakarta) kita punya ilmu pasti dicariin sama orang," katanya tersenyum membuka pembicaraan siang itu pada Jumat (4/3) lalu.
Dia bercita-cita menjadi akuntan. Namun dia tak ingin membebani orangtuanya jika harus mengirim uang setiap bulan. Alhasil, dia bekerja keras agar bisa menabung uang untuk kuliah.
"Kuliah dulu, akuntansi, punya rumah baru nikah. Targetnya 20 tahun lagi, sekarang umur masih 18," tutur pria kelahiran 26 Maret 1998.
Dia menceritakan, adik bungsunya masih duduk di kelas 3 SD. Setiap mendapatkan gaji, selain untuk orangtua, Syarif tak lupa memberikan jajan untuk adiknya di kampung.
"Kemarin kasih duit buat belanja saya kirim Rp 1 juta tapi dibagi-bagi. Untuk adik saya Rp 200.000, yang lain-lainya keluarga deket Rp 100.000, untuk ibu Rp 100.000, bapak Rp 100.000, waktu dikirim Alhamdulilah katanya, soalnya itu duit pertama dari anaknya," ujarnya bangga dengan mata berkaca-kaca.
Ketika menceritakan pekerjaannya pada orangtuanya, mereka kaget dan sedih. Untungnya, keluarga memahami dan tetap memberikan semangat.
"Kalau keluarga sedih, cuma suruh sabar. Saya waktu itu kasih tahunya lewat telepon bilang sudah kerja. Denger suaranya sedih. Tapi keluarga bilang sabar, belajar dari pahit dulu. Tapi saya yakin bakal menaikkan taraf hidup orangtua nantinya, kita coba dari bawah dulu bang," katanya.
Imam (19) punya mimpi yang sama, membahagiakan kedua orangtuanya yang saat ini masih bekerja sebagai buruh cuci.
"Bapak itu dagang, warung kopi. Kalau ibu kuli nyuci. Penghasilan paling cuma Rp 1 juta per bulan, ya kita makan dari uang dagangan. Saya nambahin untuk dagang untuk stok sebulan, kalau dibilang cukup ya kurang si mas," kata Imam di kesempatan terpisah.
Sebenarnya, Imam sedikit iri dengan kakaknya yang bekerja sambil kuliah. Sedangkan dirinya hanya pembersih jalan. Dia ingin membelikan hadiah untuk orangtuanya.
"Dulu tahun 2013 abang beliin rumah buat orangtua, pengen banget kayak abang, ya iri sih iya. Saya juga pengen banget beliin apapun untuk kesenangan orangtua mas," ujarnya dengan sedih.
Di balik kesedihannya, Imam masih mempunyai semangat. Berbekal pesan orangtuanya, semua orang pasti berangkat dari nol.
"Orangtua ngajarin saya untuk cara hidup dari nol, saya yakin nanti saya pasti kuliah, jurusan komputer, kerja apapun yang penting menghasilkan," pungkasnya.
Baca juga:
NasDem dukung Ahok, Djarot bilang 'PDIP bukan partai kemarin sore'
Sebut Komisi III belagu, DPR bisa paksa panggil Ahok
Pesan Djarot buat Ahok: Jalur independen rawan digagalkan, hati-hati
Politisi PDIP sindir Ahok: Kita dibilang belagu, baru nih kayak gini
Ahok sengaja biarkan Bukit Duri kebanjiran supaya warga mau digusur
Politisi PPP: Ahok enggak usah belagu!
Politisi NasDem nilai Komisi III tak ada alasan panggil Ahok
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana Ahok dan Puput Nastiti Devi menunjukkan kebersamaan saat berlibur? Mereka pun membagikan potret momen-momen kebersamaan saat liburan di akun Instagram miliknya.