Debat Pilkada Jakarta, Cawagub Suswono Janji Warga Bisa Langsung Mengadu ke Gubernur
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Suswono menjanjikan akses warga Jakarta untuk mengadukan persoalan secara langsung ke kantor Gubernur Jakarta.
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Suswono menjanjikan akses warga Jakarta untuk mengadukan persoalan secara langsung ke kantor Gubernur Jakarta. Melalui digitalisasi.
Menurut Suswono, tata kelola pemerintahan penting agar masyarakat bisa terlayani dengan baik. Suswono menyampaikan itu dalam debat perdana Pilkada DKI Jakarta di JIExpo, Jakarta, Minggu (6/10).
- KPU Resmi Larang Penggunaan Istilah dan Singkatan Tidak Umum di Debat Pilkada Jakarta!
- Pramono Tak Ingin Ditanya Singkatan-singkatan di Debat Pilkada Jakarta
- Debat Pilkada Jakarta akan Digelar Tiga Kali, Cagub-Cawagub Tampil Bersamaan
- Dijodohkan dengan Suswono, Ridwan Kamil: Kami Pengantinnya, KUA-nya Adalah Gerindra
“Karena kami melihat masih banyak keluhan di masyarakat,†ujar Suswono.
Suswono menjanjikan, pasangan RIDO menjanjikan tata kelola yang baik dengan cara masyarakat bisa mengadukan langsung persoalan yang dihadapi ke kantor balai kota Jakarta.
“Kami akan lakukan, aduan langsung pelayanan. Masyarakat bisa mengadukan secara hotline ke kantor gubernur. Pelayanan digital adalah keniscyaaan. Agar rakyat dengan mudah bisa menyampaikan aduan.
Janji Tanam 3 Juta Pohon
Dalam debat ini juga disinggung soal polusi. Suswono punya cara untuk mengurangi polusi udara di Jakarta. Salah satunya dengan penanaman pohon.
Suwono menuturkan, Jakarta kini menduduki negara nomor 3 dengan polusi udara terburuk di Dunia.Menurut Suswono, penanaman pohon menjadi salah satu strategi menurunkan polusi udara di Jakarta.
“Meningkatkan tanaman yang bisa menyerap CO2. Kami target 3 juta pohon ditanam,†ujar Suswono.
Calon Wakil Gubernur nomor urut 3, Rano Karno atau Si Doel menilai, Jakarta tidak bisa sendirian menyelesaikan persoalan polusi udara. Sebab, Jakarta dikelilingi 3.000 industri baik dari Provinsi Banten maupun Jawa Barat.
“Karena itu ada yang namanya Jabodetabek karena Jakarta tidak bisa sendiri. Setelah jabodetabek dikembangkan aglomerasi karena jakarta tidak bisa selesaikan sendiri. Harus kolaborasi,†ucap Doel.