Elektabilitas Ahok turun, jubir tim pemenangan butuh pembanding LSI
Miryam menganggap hasil survei LSI belum membuktikan apa pun, karena gelaran Pilgub DKI belum dimulai. Apalagi, katanya, penggunaan metode survei LSI berbeda dengan survei internal tim. "Belum juga Pilkada sudah bicara kalah, kayak malaikat aja. Langsung keluarin rilis," terangnya.
Elektabilitas pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat terus merosot. Tren menurun itu terlihat dari hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI).
Juru bicara tim pemenangan Ahok-Djarot, Miryam S Haryani mengatakan, perlunya survei pembanding terkait hasil yang didapat LSI. Sebab, berdasarkan survei internal tim pemenangan sendiri, elektabilitas Ahok-Djarot masih berada di angka 40 persen.
"Saya kira perlu ada pembanding dari apa yang dirilis oleh LSI, karena dalam survei internal kami elektabilitas Ahok-Djarot masih berada di angka 40 persen," kata Miryam saat dihubungi, Rabu (5/10).
Miryam menganggap hasil survei LSI belum membuktikan apa pun, karena gelaran Pilgub DKI belum dimulai. Apalagi, katanya, penggunaan metode survei LSI berbeda dengan survei internal tim.
"Belum juga Pilkada sudah bicara kalah, kayak malaikat aja. Langsung keluarin rilis," terangnya.
Ketua DPP Partai Hanura ini mengatakan, pihaknya akan tetap mengambil sisi positif dari hasil survei tersebut. Salah satunya adalah bergerak dan bekerja lebih keras untuk menaikkan elektabilitas Ahok-Djarot.
"Positifnya tinggal bagaimana kami di tim Ahok-Djarot bisa terus bekerja menaikkan elektabilitas yang sudah ada guna menghasilkan kemenangan untuk pasangan yang kami dukung," pungkasnya.
Tim peneliti LSI Adjie Alfaraby mengatakan berdasarkan catatan survei yang dilakukan sejak Maret sampai Oktober 2016 elektabilitas Ahok terus merosot. Di mana elektabilitas Ahok pada Maret silam mencapai 59,3 persen, namun pada Oktober turun menjadi 31,4 persen.
"Survei Maret 2016 elektabilitas Ahok mencapai 59,3 persen. Tapi pada survei Oktober 2016 elektabilitas Ahok turun jadi 31,4 persen," kata Adjie di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (4/10).
Selain elektabilitas, daya tarik Ahok di mata warga Jakarta ikut-ikutan merosot. Dijelaskan Adjie, dari hasil survei Maret 2016, kesukaan masyarakat Jakarta terhadap gaya kepemimpinan Ahok mencapai 71,3 persen.
"Namun pada survei Oktober 2016 kesukaan masyarakat terhadap Ahok menjadi 58,2 persen," ujar Adjie.