Fenomena Konvoi Remaja Bawa Bendera dan Petasan Berujung Kerusuhan yang Muncul di Jakarta
Mereka melakukan TOTR dengan maksud untuk mencari kelompok lain agar terjadi kerusuhan.
Banyak dari para pelaku yang membuat kegiatan pengganti SOTR
Fenomena Konvoi Remaja Bawa Bendera dan Petasan Berujung Kerusuhan yang Muncul di Jakarta
- FOTO: Fenomena Hari Tanpa Bayangan Menyapa Jakarta Siang Ini, Simak Dampaknya!
- Sebelum Penemuan 7 Jenazah, Puluhan Remaja Kocar-kacir ke Perumahan dan Kali Bekasi
- Fenomena Pengemis dan Anak Jalanan Makin Marak di Bekasi
- Dalang Kerusuhan Pemakaman Lukas Enembe Ditangkap, Tersangka Ternyata Warga Jakarta
Belakangan ini berseliweran aksi sejumlah pemuda yang memakai motornya saling berkonvoi ria dengan motor di jalan Jakarta. Banyak dari mereka yang berperilaku arogan dan tak jarang sengaja membuat kerusuhan.
Bahkan banyak dari para pemuda itu telah diamankan oleh petugas, namun fenomena itu tak kunjung berakhir. Terbaru, konvoi ini sempat terlihat di jalan HR Rasuna Said, Minggu (7/4) sore hari.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi pun buka suara perihal penyebab rombongan konvoi para muda-mudi yang kerap kali membawa bendera dan berperilaku arogan.
“Fenomena pemuda atau pelajar melakukan konvoi di sore hari adalah mereka mencoba mengalihkan kegiatan yang dulu dikenal dengan Sahur On The Road (SOTR). Karena dilarang dan sering dilakukan operasi kepolisian,” kata Ade Ary saat dihubungi, Minggu (7/4).
Menurutnya, banyak dari para pelaku yang membuat kegiatan pengganti SOTR, yakni Tajil On The Road (TOTR). Dengan modus sama halnya SOTR untuk berkeliling memakai motor atau kendaraan sambil berjalan-jalan membagikan tajil.
Namun, Ade Ary menyampaikan kalau kegiatan itu marak dilakukan khususnya oleh para pelajar yang diotaki para alumni dari sekolah tersebut. Mereka melakukan TOTR dengan maksud untuk mencari kelompok lain agar terjadi kerusuhan.
“Pelakunya alumni pelajar dan yang jadi korbannya adalah pelajar dengan modus bagi-bagi tajil. Tapi ternyata mereka melakukan konvoi sampai bertemu kelompok lain kemudian terjadi pergesekan antar kelompok konvoi tersebut,” jelasnya.
Oleh sebab itu guna mengantisipasi hal ini tidak terulang, Ditbinmas telah membuat jukrah di polres jajaran dengan memerintahkan seluruh jajaran wilayah SatBinmas Polsek, potensi masyarakat khususnya Pokdarkamtibmas, Saka Bhayangkara keluarga besar putra-putri Polri (KBP3) yang ada di wilayahnya.
Untuk melaksanakan kegiatan Patroli dan pengawasan wilayah masing-masing dan ketika ada pergerakan konvoi massa. Agar segera melaporkan dengan tujuan agar segera melakukan pencegahan kegiatan konvoi massa tersebut.
“Menindaklanjuti maklumat Kapolda Metro Jaya terkait dengan melarang pergerakan massa yaitu konvoi takbir keliling,” ujarnya.
Lalu kepada para unsur diminta agar melaksanakan patroli dan pengawasan wilayah-wilayah yang dianggap rawan dan menjadi lokasi favorit bagi pelaku tawuran dengan cara memberikan himbauan dan pesan-pesan Kamtibmas.
“Melaksankan langkah-langkah pencegahan dengan melakukan penindakan pelaku tawuran yang menyebabkan orang lain terluka atau meninggal dunia,” jelasnya.
Apabila sudah terjadi tawuran, Ade Ary pun mengingatkan sebagaimana jukrah yang telah dibuat agar mengambil langkah-langkah penindakan kepada para pelaku.
“Tangkap semua pelaku dan memproses sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” ujarnya.
“Apabila ditemukan oknum pelajar, maka harus segera dipanggil kedua orang tua walinya memberitahukan ke pihak sekolahnya dan kemudian pada saat dilepas di acara kan secara khusus dan disaksikan bersama-sama baik oleh orang tua wali , guru atau pihak sekolah termasuk dari dinas Pendidikan,” sambungnya.