FOTO: Penderita ISPA Meningkat di Tengah Buruknya Polusi Udara Jakarta
Dinkes DKI Jakarta mengungkapkan, kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) meningkat pada tahun 2023 dibandingkan tahun lalu.
Dinkes DKI Jakarta mengungkapkan, kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) meningkat pada tahun 2023 dibandingkan tahun lalu.
FOTO: Penderita ISPA Meningkat di Tengah Buruknya Polusi Udara Jakarta
Dokter Desman Siahaan melakukan pemeriksaan pasien anak yang menderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di Klinik BPJS Prima Husada, Depok, Rabu (16/08/2023). Sejumlah klinik kesahatan dan rumah sakit di kawasan Jabodetabek merasakan adanya kenaikan kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di tengah buruknya udara Jabodetabek.
Peningkatan jumlah penderita ISPA itu senada dengan yang diungkapkan dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta.
Dinkes DKI Jakarta mengungkapkan, kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) meningkat pada tahun 2023 dibandingkan tahun lalu.
- FOTO: Ini Barang-Barang yang Dibawa Penyidik Usai Menggeledah Rumah Ketua KPK Firli Bahuri
- FOTO: Kabut Polusi Udara Kembali Menyelimuti Jakarta dan Tercatat Terburuk Kedua di Dunia
- FOTO: Polusi Udara Jakarta Masih Menjadi yang Terburuk di Dunia
- FOTO: Pemeriksaan Kesehatan Murid SD di Tengah Buruknya Polusi Udara Jakarta
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, kondisi ini sama seperti 2018-2019 sebelum Covid-19.
"Kami sebenarnya melihat tahun 2023 ini untuk penyakit saluran napas itu memang meningkat dibandingkan 2022. Ini kondisi kita lihat kurang lebih seperti era sebelum Covid di 2019-2018," kata Dwi saat konferesin pers di Jakarta Timur, Jumat (11/8).
Meski demikian, penyebab kenaikan kasus ISPA ini belum tentu disebabkan oleh polusi udara di Ibu Kota yang meningkat. Sebab, pihaknya masih harus menganalisis lebih lanjut.
"Di 2020-2021, mungkin mayoritas mengalami Covid. Untuk saluran napas akut, 2022 mulai sedikit meningkat, di 2023 meningkatdan kembali polanya seperti pada era 2019-2018. Intinya untuk kesehatan kita perlu kelola faktor risiko lain di luar papar risiko lingkungan, di luar polusi," ujar Dwi.
Di lain sisi, Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama menyebut bahwa tak ada kenaikan kasus ISPA bermakna sejak bulan April sampai Juli 2023.
"Kasus ISPA polanya akan sama dari tahun ke tahun. Akan mulai meningkat pada September lalu puncak di Oktober-November dan mulai kembali turun sesudah bulan Maret," kata Ngabila ketika dikonfirmasi.