Ganjil genap, Kemenhub siapkan 200 bus antisipasi lonjakan penumpang
Sistem ganjil genap sebenarnya diusulkan untuk meningkatkan jumlah penumpang bus Transjakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengantisipasi adanya lonjakan penumpang bus Transjakarta ketika mulai diterapkannya sanksi ganjil genap. Setidaknya sudah ada 200 bus yang bersiaga untuk menambah armada BUMD DKI ini.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Andri Yansyah mengatakan, beberapa rekomendasi dari hasil evaluasi uji coba sistem ganjil genap telah diterima. Beberapa di antaranya terkait kesiapan infrastruktur dan penambahan armada bus Transjakarta.
"Antara lain rekomendasi untuk memperbaiki jalan-jalan rusak, meningkatkan angkutan umum, penataan MCB (Movable Concrete Barrier) untuk separator, sosialisasi jalan-jalan alternatif, dan sterilisasi," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/8).
Dia mengungkapkan, 200 bus dari Kementerian Perhubungan bersiaga menunggu dioperasikan. Pengoperasian bus itu menunggu melihat antusiasme masyarakat atas adanya sistem pengendalian kendaraan ini.
"Masih ada 200 bus yang kita siapkan untuk melayani lonjakan penumpang. 200 bus akan kita operasikan di koridor-koridor yang demand (permintaan)-nya bertambah, maka kita akan tambah busnya," ujarnya.
Andri menjelaskan, sistem ganjil genap sebenarnya diusulkan untuk meningkatkan jumlah penumpang bus Transjakarta. Benar saja terjadi lonjakan sekitar 30 persen usai penerapan sistem ganjil genap.
"Sebelum penghapusan sistem 3 in 1, ada 525 bus dengan angka keterangkutan penumpang per hari yakni 320.000 orang. Sampai kita dorong ke 804 bus, keterangkutan per hari itu hanya 380.000 orang. Padahal asumsi kita bisa mencapai 450.000 orang per hari. Kemudian kita dorong dengan sistem ganjil-genap ini," tutupnya.