Ini sosok politikus Gerindra yang maki Ahok goblok di rapat mediasi
Prabowo Soenirman santai saja mengakui dia memang memaki Ahok.
Rapat mediasi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan DPRD soal APBD 2015 yang berlangsung di Kementerian Dalam Negeri berakhir ricuh. Saat itu, DPRD tak senang dengan nada bicara Ahok, sapaan Basuki, yang memerintah Wali Kota Jakarta Barat, Anas Effendi, menjelaskan proyek UPS 2014. Bukan cerita baru soal Ahok dikenal sebagai sosok kerap meletup amarahnya. Sifat pemarah Ahok itulah yang kemudian ditiru Prabowo. Prabowo menilai sah-sah saja dirinya melontarkan kata tak patut itu. Apalagi, katanya, itu diucapkan sebagai bentuk amarah. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pendidikan melaporkan anggota DPRD DKI Jakarta ke polisi karena perkataan kasarnya pada Ahok saat rapat mediasi. Direktur LBH Pendidikan Ayat Hadiyat mengatakan, laporan itu sudah dilayangkan Senin kemarin, Prabowo memang bukan orang baru di Pemprov DKI. Di zaman Gubernur Sutiyoso, dia pernah menjabat sebagai Kepala Perusahaan Daerah Pasar Jaya DKI Jakarta. Kemudia dia dimutasiÃÂ sebagai Kepala Biro Kearsipan.
Ahok memang dengan nada keras sambil menunjuk ke arah Anas minta membeberkan masuknya dana pengadaan proyek UPS di beberapa sekolah yang nilainya capai Rp 5,8 miliar. Ahok dianggap tak etika dan sopan santun.
Geram melihat ulah arogan Ahok, sejumlah anggota DPRD yang hadir langsung berteriak. Saling bersahutan, mereka melemparkan kata cacian pada Ahok yang kemudian dievakuasi keluar gedung rapat setelah berpamitan dengan Sekjen Kemendagri, Yuswandi.
Tapi teriakan terus menggema. Mulai dari kata goblok hingga makian anjing terdengar ditambah riuhnya suasana.
Sempat beredar kabar, peneriak anjing adalah anggota DPRD dari Fraksi PKS, Tubagus Arif. Tapi dia sudah membantah.
Kemarin kembali terungkap peneriak kata goblok saat rapat mediasi yang berakhir deadlock itu. Pria itu adalah anggota fraksi Partai Gerindra, Prabowo Soenirman.
"Saya tegas yang katakan goblok itu memang saya," ujar Prabowo saat dihubungi, Selasa (10/3).
Seperti apa sosok pria yang menang di Dapil 4 Jakarta pada Pilpres 2014 lalu, berikut rangkuman yang dikutip dari berbagai sumber:
Prabowo Soenirman ngaku kasar karena tiru Ahok
"Saya belajar dari Pak Gubernur yang sering ngomong bajingan. Teman-teman saya juga jadi sering ngomong brengsek," ungkap Prabowo di Gedung DPRD DKI Jakarta, kemarin.
Prabowo mengaku apa yang dilakukannya semata-mata karena emosi. Saat itu Ahok membentak dan menunjuk salah satu peserta mediasi, sehingga dia terbawa suasana ketika mediasi menjadi ricuh.Prabowo sebut guru pun sering sebut murid goblok
Dia pun meminta tak ditanggapi berlebihan. Toh, katanya, Ahok pun suka seenaknya menyebut anak buah dan mitra kerja dengan kata serupa.
"Apa saya salah ini hanya soal emosi sesaat kok, dan karena melihat dia nunjuk-nunjuk, maki-maki, jadi emosi saya. Kalau 'goblok' saja dilaporkan berarti semua guru yang berkata 'goblok' harus dilaporkan juga dong," tambah Prabowo.Ucapan Prabowo ke Ahok berujung ke polisi
"Yang dilaporkan adalah salah satu oknum DPRD," kata Ayat Hadiyat.
Dia menilai Prabowo sebagai anggota DPRD DKI telah melakukan perbuatan yang tidak pantas.
"Di akhir rapat ada rentetan teriakan-teriakan yang saya pikir sangat tidak pantas dilakukan oleh anggota Dewan yang sesungguhnya mereka adalah representasi perwakilan dari masyarakat," ujarnya.
Dia menjelaskan nomor aduan terkait laporannya adalah TBL/884/III/2015/PMJ/Dit Reskrimum. Menurut dia, ada beberapa pasal yang dituduhkan kepada oknum DPRD yang mengumpat Ahok.
"Tuduhan pasalnya itu Pasal 156 KUHP dan atau Pasal 4 huruf b angka 2 jo Pasal 16 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan atau Pasal 207 KUHP yaitu tentang kejahatan terhadap penguasa umum," jelasnya.Prabowo pernah didemo saat jadi ketua PD Pasar Jaya
Saat itu beredar kabar mutasi itu dilakukan karena dirinya akan mencalonkan diri sebagai wakil gubernur. Meski dia itu dibantah Bang Yos yang memimpin upacara pelantikan.
Sosok Prabowo Soenirman juga sempat membuat ramai pada tahun 2006 itu juga. Saat itu, dia sempat didemo sejumlah pedagang kecil karena diduga melakukan mark up pembangunan Pasar Muara Angke, meskipun kabar itu kemudian menguap begitu saja.