Joki 3 in 1 di Setiabudi dipimpin korlap, biasa disapa 'Aki'
Jika ada petugas Satpol PP mereka akan lari berhamburan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana untuk menghapus sistem 3 in 1 di Jakarta. Alasannya, para joki khususnya yang ibu-ibu sering kali membawa serta bayi mereka untuk menarik perhatian para pengguna jasa joki tersebut.
Seorang sekuriti di sekitaran Setiabudi mengungkapkan, sejak pukul 07.00 WIB para joki sudah berjajar sambil melambai-lambaikan tangan ke jalan. Para joki juga kerap mengacungkan telunjuk kepada mobil-mobil yang akan memasuki kawasan 3 in 1 Sudirman.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Kenapa Khirani Trihatmojo jadi sorotan? Bareng Cowok Ganteng Belakangan, Khirani Trihatmodjo menjadi sorotan karena momen bersama seorang laki-laki.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Dari mana asal kucing 3 warna? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kucing 3 warna kemungkinan besar asalnya dari perdagangan di sepanjang rute Eropa serta Afrika Utara.
"Biasanya pada berjejer dari Jam 7 pagi sampai jam 10. Nanti kalau sore 16.30 mereka udah mulai ramai lagi," tutur KJ kepada merdeka.com, Jakarta, Selasa (29/3).
Sekuriti itu bercerita, ada seorang joki yang biasa dipanggil Aki. Usianya memang sudah tidak lagi muda, dia pun memiliki keterbatasan secara fisik. Namun, kata dia, Aki adalah koordinator lapangan (korlap) dari joki di kawasan Setia Budi.
"Ada yang namanya Aki, saya enggak tahu nama aslinya cuma manggilnya aki, sudah tua punya cucu katanya korlap sini rumah nya di Tanah Abang. Kalau ada orang yang enggak dikenal suka di usir," lanjut dia.
Dari pantauan merdeka.com, para joki ini enggan diajak bicara tentang pekerjaannya kepada orang yang tak dikenal. Terlebih oleh wartawan.
Dari Aki, KJ mengetahui, tarif joki untuk sekali perjalanan kata dia berkisar Rp.15.000 ke atas. Kata dia, jika ada petugas Satpol PP mereka akan lari berhamburan. Ada yang loncat dinding pembatas, masuk gedung terdekat hingga bersembunyi di balik bus Transjakarta yang sedang berhenti.
"Kalau ada Satpol PP mereka kabur. Ada yang loncat dinding, ngumpet di busway yang berhenti, masuk ke gedung sini juga ada," ujar dia.
Para joki ini kata dia, kerap menumpang ke gedung sekitaran untuk buang air kecil. Saat itu, biasanya berbincang dengan para Joki. Dia mengungkapkan, para joki ini berasal dari berbagai daerah seperti Depok, Citayam, Tanah Abang dan yang lain.
Pada malam hari, biasanya para joki akan berkumpul di seberang halte Dukuh Atas. Biasanya mereka makan-makan di sana sambil menunggu waktu macet untuk pulang ke rumah.
(mdk/eko)