Mengunjungi Petilasan Mbah Joget Penari pada Masa Kolonial Belanda, Ada di Puncak Bukit Kota Semarang
Tempat itu biasa digunakan orang untuk bersemedi dan menenangkan diri.
Tempat itu biasa digunakan orang untuk bersemedi dan menenangkan diri.
Mengunjungi Petilasan Mbah Joget Penari pada Masa Kolonial Belanda, Ada di Puncak Bukit Kota Semarang
Di kawasan perbukitan Kota Semarang, tepatnya di daerah Klipang, Semarang Timur terdapat sebuah petilasan bersejarah. Warga menyebutnya petilasan Mbah Joget.
-
Bagaimana cara menikmati wisata di Puncak Joglo? Di sini, Anda bisa mencoba wahana paralayang seru dengan orang yang telah terlatih secara profesional.
-
Bagaimana pengunjung ikut menari di Seblang? Dalam tradisi kuno ini juga digelar ritual 'Tundik' atau menari bersama penari Seblang. Tundik dilakukan saat penari Seblang membawa sampur (selendang) untuk mengajak penonton menari bersama. Selendang itu kemudian digulung penari Seblang yang kemudian dilempar ke arah penonton. Yang mendapatkan selendang itu kemudian wajib naik ke atas panggung untuk menari bersama Seblang.
-
Apa saja wisata di Semarang? Semarang adalah ibu kota Provinsi Jawa Tengah yang memancarkan keindahan unik dan memikat.
-
Bagaimana budaya Semarang? Keindahan Semarang tercermin dalam keberagaman budayanya.
-
Apa saja tempat wisata populer di Semarang? Berbagai wisata Semarang hits bisa menjadi andalan Anda untuk menikmati waktu luang.
-
Siapa pemilik bangunan tua di Semarang? Seperti diketahui dari postingan itu, rumah besar tersebut dulunya adalah milik pengusaha sandal merek 'Orie' berdarah Tionghoa, Ong Ing Yip.
Di petilasan itu ada beberapa makam yang salah satunya adalah makam dari Mbah Joget. Tak jauh dari makam itu, dibangun sebuah bangunan yang digunakan sebagai rumah penjaga petilasan itu.
Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda. Konon ia masih keturunan keluarga keraton Mataram.
Pada masa kolonial, Mbah Joget lari dari kejaran tentara Belanda menuju ke atas bukit itu. Ia kemudian tinggal di sana hingga akhir hayatnya.
Di petilasan itu ada enam makam. Empat makam membujur dari selatan ke utara, sedangkan dua makam lain membujur dari barat ke timur. Sebagian orang berspekulasi kalau batuan yang ada di petilasan itu adalah batuan candi.
Bila dilihat sekilas batu-batu yang ada di petilasan itu mirip batuan candi. Sebagian orang pergi ke tempat itu untuk bersemedi dan menenangkan diri.
“Tempatnya memang rindang dan sejuk di atas gunung. Dan kita bisa lihat di belakang petilasan hamparan eks lapangan golf Klipang,” kata pemilik kanal YouTube Tri Anaera Vloger.
Lapangan golf itu sudah lama ditutup. Kini sebagian lahannya digunakan untuk pertanian dan sebagian lagi untuk tempat perlombaan burung merpati.
Akses untuk menuju ke petilasan itu bisa dibilang sangat sulit. Konon lahan di sekitarnya akan dibangun sebuah pondok pesantren.
Tak hanya petilasan makam, di sana terdapat pula tapak tugu trianggulasi berjenis tersier. Bila dilihat pada peta Belanda, tugu trianggulasi itu memiliki kode T555/68mdpl.
Video yang diunggah pada 25 Januari 2023 itu mengundang reaksi warganet. Beberapa dari mereka mengaku pernah datang ke petilasan itu. Pemilik akun @arisariyanto6921 mengatakan kalau makam di sana isinya kosong.
Sementara pemilik akun @surodadu007 mengatakan kalau batuan yang ditemukan di petilasan itu memang batuan candi.
“Itu memang candi mas. Kemungkinan besar hancur akibat perang. Sebab di Klipang dulu juga ada perlawanan rakyat kepada Belanda. Dan saya scan pakai metal detector banyak nemu pecahan granat, peluru, dll,” tulis @surodadu007.