Kasus Pemukulan Calon Taruna Akpol di PTIK, Kapan 'Anak Kombes' Diperiksa?
Kasus pemukulan seorang remaja berinisial MFB (16) tengah diselidiki Polres Metro Jaksel. Terduga pelaku ERB, yang mengaku-ngaku sebagai anak Kombes akan mintai keterangan sebagai saksi pada pekan depan.
Kasus pemukulan seorang remaja berinisial MFB (16) tengah diselidiki Polres Metro Jaksel. Terduga pelaku ERB, yang mengaku-ngaku sebagai anak Kombes akan mintai keterangan sebagai saksi pada pekan depan.
Diketahui terduga pelaku dan korban adalah sesama calon taruna di Akpol. Kasus penganiayaan itu terjadi usai keduanya melakukan bimbingan belajar di PTIK.
-
Apa saja kasus yang viral dan baru ditangani polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice' Kasus pertama Jalan Rusak di Lampung Video Tiktok Bima Yudho Saputro membahas alasan Lampung tak maju-maju viral Menurut Bima, penyebabnya buruknya infrastruktur, pendidikan, dan mental koruptif pejabat Kasus kedua Ibu Beri Minum Kopi Kepada Bayi Video seorang ibu memberi minum kopi susu saset kepada bayi berusia 7 bulan viral Januari lalu Kasus ketiga Penganiayaan Mario Dandy Aksi Mario menganiaya David viral di Twitter Kasus ini turut menyeret ayah Mario, Rafael Alun Trisambodo, pejabat Ditjen Pajak Kasus keempat Penganiayaan Aditya Hasibuan Anak dari eks Kabag Binops Ditnarkoba Polda Sumut ini melakukan penganiayaan ke Ken Admiral AKBP Achiruddin juga dipecat secara tidak hormat dari kepolisian karena ikut terlibat Kasus kelima Koboi Jalanan Tol Tomang David Yulianto 'koboi' penodong senjata ke sopir taksi online, Hendra viral di media sosial David menggunakan mobil Mazda dengan pelat nomot dinas kepolisian palsu
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Bagaimana kasus-kasus viral ini diusut polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Apa yang viral di Ponorogo? Viral Trotoar di Ponorogo Ini Ternyata Nisan Makam Tokoh Penting Belanda, Ini Sosoknya Kematiannya pun sempat jadi bahan pemberitaan di masanya. Namun sayang jirat makamnya justru jadi trotoar di Ponorogo Jalan Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mendadak viral.
Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi mengatakan, penyidik telah menyusun jadwal pemeriksaan para saksi termasuk saksi terlapor.
"Kita jadwalkan minggu depan, hari tanggal ditentukan oleh penyidik. Nanti diinfokan," kata Nurma kepada wartawan di Polres Metro Jaksel, Jumat (18/11).
Sementara itu, sejauh ini ada lima orang saksi yang telah diperiksa terdiri dari korban, ibunda korban, kakak korban, pelatih dan asisten pelatih.
Nurma menyampaikan, penyidik berencana melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada hari ini.
"Hari ini penyidik cek Tempat Kejadian Perkara. Kami kumpulkan apa-apa saja yang bisa menjadi barang bukti, kemudian kami mencari saksi lain selain 5 orang yang sudah kami periksa," ujar dia.
Kronologi
Sebelumnya, ibu korban melaporkan kejadian ini ke polisi. Ibu korban Yusna menerangkan, anaknya MFB (16) awalnya dengan terduga pelaku ERB sedang sama-sama mengikuti Bimbel. Persiapan masuk Akademi Kepolisian (Akpol).
Dia kaget, melihat anaknya saat pulang ke rumah sudah babak belur. Pengakuanya, baru saja dipukuli oleh temannya yang merupakan salah seorang anak dari petinggi Polri. Kejadian pemukulan di kawasan PTIK, pada Sabtu (12/11).
"Dia (korban) 3 kali dipukulnya (lokasi), di tempat parkir, lapangan tempat lari, dan di samping mobil. Iya (pakai tangan kosong. Anak saya juga ditendang. Mobil kita juga dirusak," kata dia di Polda Metro Jaya, Selasa (15/11).
Yusna menerangkan, pemukulan gegara persoalan sepele. Anaknya, dituduh mengambil topi milik terduga pelaku. Padahal, anaknya bukan yang meminjam topi itu, tapi temen-temannya yang lain.
"Anak saya terakhir yang pakai. Nah topi itu disimpan di mobil temannya, karena dia kan tidak menginap di camp. Mobil itu mau pulang ke camp, jadi topi itu dititip di mobil itu," ujar Yusna.
Yusna menerangkan, pemilik topi yang merupakan terduga pelaku menghubungi anaknya via WhatsApp dengan nada kesal. "Malamnya chat 'maksud lu apa Gas ambil topi gue'." dalam chat tersebut.
Yusna menerangkan, yang paling bikin miris pelatih tahu kalau anaknya dibuat bonyok. Tapi, disuruh minta maaf ke terduga pelaku.
"Padahal dia sudah lihat anak saya sudah dipukuli. Dan ketika anak saya minta maaf, anak itu tidak mau terima maaf saya. Terus dipaksain 'itu si Bagas sudah minta maaf'. Jadi dia tepis tangan Bagas 'oke kali ini saya maafin tapi besok gue habisini lu'," ujar Yusna menirukan percakapan saat itu.
Yusna menerangkan, penganiayaan yang dialami anaknya mengakibatkan sejumlah tubuh mengalami memar. Bahkan, anaknya menjadi trauma.
"Sudah visum, di sini berdarah semua (area muka) memar di sini, ulu hatinya juga. Sekarang yang paling parah anak saya sudah ketakutan, soalnya kan sudah diancam mau dihabisin. Dia tidak mau keluar rumah," ujar dia.
Yusna menerangkan, orangtua terduga pelaku diduga seorang anggota Polri berpangkat Kombes yang bertugas di Polda Kaltara. Sebab, setiap terlibat masalah anak tersebut selalu mencatut nama orangtuanya.
"Karena di mana-mana dia membuat masalah, dia selalu membawa nama anak kombes ‘saya ini anak kombes'," ujar Yusna.
(mdk/rnd)