Kasus Siswa SMA di Tebet Koma Diduga Dianiaya Senior, Polisi Buka Peluang Tetapkan Tersangka
Adapun pelaku kasus dugaan penganiayaan hingga menyebabkan korban koma seorang berinisial N.
Penyidik Polres Jakarta Selatan menaikkan status kasus dugaan penganiayaan siswa MA As-Syafi'iyah 01, Bukit Duri, Tebet, Kota Jakarta Selatan dari penyelidikan menjadi penyidikan.
"Sudah penyidikan," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung di Mapolres Jakarta Selatan, Kamis (17/10).
- Polisi Pastikan Penganiayaan Siswa SMA di Tebet hingga Koma Bukan Perundungan
- Siswa SMA di Tebet Diduga Dianiaya hingga Koma, Polisi: Korban Berkelahi dengan Kakak Kelas
- Polisi Gelar Perkara Tentukan Tersangka Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya
- Polisi Ungkap Penyelidikan Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Diduga Dianiaya Senior, Ada Luka Lebam di Bagian Ulu Hati
Gogo mengatakan tahapan selanjutnya, penyidik Polres Jakarta Selatan bakal segera melakukan gelar perkara untuk menetapkan tersangka. Adapun pelaku kasus dugaan penganiayaan hingga menyebabkan korban koma seorang berinisial N.
"Ya satu pelaku. Sementara masih satu pelaku," ucap Gogo.
Total sudah 11 saksi diperiksa penyidik Polres Jakarta Selatan termasuk keluarga pelaku. Kepolisian juga masih mencari data di CCTV lokasi kejadian.
Kronologi
Sebelumnya diberitakan, seorang siswa MA As-Syafi'iyah 01, Bukit Duri, Tebet, Kota Jakarta Selatan terluka parah hingga harus dirawat di rumah sakit akibat berkelahi dengan kakak kelasnya pada Selasa (8/10) pukul 11.45.
"Selasa siang korban A berkelahi dengan N," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung kepada wartawan di Jakarta, Kamis (10/10).
Gogo mengatakan setelah perkelahian tersebut, siswa A tidak sadarkan diri dan kemudian dibawa ke rumah sakit.
"Selasa sore langsung dibawa ke rumah sakit karena luka parah, pendarahan. Dibawa oleh kakak kelas," ujar Gogo.
Menurut keterangan ayah siswa A, Mukti (49), anaknya saat itu ditarik kakak kelas 12 dan 11 dari area sekolah menuju ke luar pagar sekolah. Kemudian terjadi pemukulan hingga korban memar dan tak sadarkan diri.
Salah satu saksi kemudian melaporkan ke sekolah. Sekolah menelepon keluarga korban dan membawanya ke RSUD Budhi Asih untuk ditindaklanjuti.
"Murid yang membawa korban ke rumah sakit ada satu orang yang mengaku sebagai pelaku yang bernama N dan itu dibenarkan oleh guru di sekolah tersebut," ujar Mukti.