Ketika seekor monyet bisa menghidupi ekonomi rakyat kecil
Dalam sehari, Sukarya bisa membawa pulang Rp 70 ribu sampai Rp 100 ribu.
'Sekejam-kejamnya ibu tiri, lebih kejam ibu Kota' kata-kata ini mungkin sering didengar di telinga warga DKI Jakarta. Sulitnya mencari pekerjaan di kota besar dengan jutaan penduduk ini memang menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar bagi pemprov DKI Jakarta.
Berbagai cara untuk bertahan hidup di balik gedung-gedung tinggi pun dilakukan oleh banyak warganya. Bahkan di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, sebagian warga menggantungkan hidup dari seekor monyet demi memenuhi kebutuhan perut keluarganya.
Sukarya (34), seorang pengamen topeng monyet, mengaku hanya dengan membawa seekor monyet berkeliling kampung, dirinya bisa mendapatkan uang sebesar Rp 70 ribu sampai Rp 100 ribu sehari.
"Saya sudah menjalani pekerjaan ini sudah sejak umur 10 tahun. Pekerjaan utama saya ya seperti ini," katanya saat ditemui merdeka.com, Rabu (23/10).
Sukarya mengatakan, dalam sehari ia bisa membawa pulang uang sebesar Rp 60 ribu. Uang itu pun diberikan kepada istrinya agar bisa membeli kebutuhan keluarganya sehari-hari.
"Biasa bawa pulang Rp 60 ribu. Karena kan dipotong uang sewa monyet sebesar Rp 35 ribu, sama uang buat makan monyetnya Rp 10 ribu. Kalau lagi rame yah bisa bawa pulang Rp 100 ribu," ungkap ayah dua anak ini.
Pria yang tinggal di rumah kontrakan seluas 4 x 4 meter ini mengaku tidak memiliki keahlian lainnya selain menjalani profesinya ini. Sukarya menjelaskan, topeng monyet merupakan sumber penghasilan utama untuk membiayai kehidupan sehari-hari keluarganya.
"Termasuk biaya sekolah anak saya, juga dari topeng monyet. Saya ini orang susah, bukan orang kaya yang gampang ganti-ganti pekerjaan," ucapnya.
Selain Sukarya, pengamen topeng monyet lainnya, Iing (36) mengatakan, menjalani pekerjaan tukang topeng monyet tidak semudah yang dilihat orang. Bahkan terkadang beberapa orang memperlakukan ia atau monyetnya dengan kasar.
Namun karena mencari pekerjaan di Jakarta tidak mudah, tidak ada jalan lain, mau tak mau ia harus menjalani pekerjaan tersebut.
"Sebelumnya saya bekerja jadi pekerja kasar di pasar induk beras di Cipinang. Setelah di sana, saya mencoba beberapa pekerjaan, tapi memang tidak mudah mencari pekerjaan di Jakarta. Begini juga saya terpaksa, buat menghidupi istri dan satu anak saya," tandasnya.
Baca juga:
Menengok kampung monyet di Cipinang
Jokowi: Gak ada uang kerahiman, uang monyet itu!
Jokowi: Kasihan monyetnya kurus, tidak berperikemonyetan!
Jokowi prihatin lihat topeng monyet lebih kurus darinya
Monyet-monyet di DKI dirazia, Jokowi beri pengganti Rp 1 juta
Asal usul dan sejarah topeng monyet
-
Kapan Soeharto dipanggil 'monyet'? Saat Perang kemerdekaan, Kolonel Gatot Soebroto memerintahkan Mayor Soeharto untuk bertahan di puncak sebuah bukit yang strategis.
-
Apa yang dimaksud dengan Topeng Jawa? Topeng Jawa tradisional merupakan bagian penting dari seni pertunjukan tradisional di Indonesia, khususnya di pulau Jawa.
-
Di mana seni Topeng Beling berada? Selain Banten, wilayah Cirebon, Jawa Barat ternyata memiliki kesenian debus lokal bernama Topeng Beling.
-
Siapa yang memanggil Soeharto dengan sebutan 'monyet'? Adalah Kolonel Gatot Soebroto yang memanggil Soeharto, monyet.
-
Siapa yang melamar Cimoy Montok? Cimoy Montok, yang dikenal luas sebagai TikToker, kini kembali menjadi sorotan setelah mengunggah momen lamaran.
-
Kenapa Kolonel Gatot memanggil Soeharto 'monyet'? Anak buahnya sudah tahu, jika Pak Gatot memanggil dengan kata: Monyet! Itu artinya hatinya tengah senang.