Ekonomi Lemah, Wanita Paruh Baya di Kampung Terpencil Ini Tidak Tahu Nilai Rupiah
Seorang emak di Kampung Cikadu Dua tinggal di rumah kayu tapi tidak mengerti nilai uang rupiah.
Di sebuah kampung Cikadu Dua, Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, tinggal seorang wanita berusia lanjut yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Wanita itu tinggal di sebuah rumah panggung yang terbuat dari kayu.
Wanita tersebut akrab disapa dengan panggilan emak. Emak diketahui memiliki ekonomi yang cukup lemah. Ia hidup dengan sangat sederhana dan tidak mempunyai kemampuan untuk mendapatkan penghasilan dengan lebih besar.
Bahkan, sampai sekarang, jika dihadapkan pada uang rupiah, emak tidak mengerti nilai dan besarannya uang tersebut. Bagaimana kisahnya? Simak ulasannya sebagai berikut.
Emak Tinggal di Kampung Terpencil
Sebuah video yang diunggah oleh channel Youtube Petualangan Alam Desaku memperlihatkan seorang emak yang tinggal di sebuah rumah panggung yang hanya terbuat dari kayu.
Saat dihampiri di rumahnya, emak tiba-tiba keluar dari rumah, membuka pintu sambil menggendong cucunya yang masih balita. Ia pun akhirnya berbincang dengan Jery, pria yang merekam video tersebut.
Rumah emak yang ada di kampung Cikadu Dua termasuk sangat sederhana. Meski begitu, suasana di kampung tersebut tampak sangat asri sehingga membuat orang yang tinggal di sana makmur dan betah untuk berlama-lama di rumah.
Tidak Mengerti Nilai Rupiah
Saat Jery, pria yang merekam video tersebut mengeluarkan uang Rp100 ribu, emak pun ditanya berapa nilai uang tersebut. Namun, emak yang sudah sepuh menjawab tidak mengetahui berapa nilai dari uang yang dilihatnya.
“Emak ini berapa?” tanya Jery sambil memperlihatkan uang Rp100 ribu kepada emak.
“Tidak tahu. Seribu?” jawab emak.
Mendengar jawaban emaknya, sang cucu pun langsung menyahut dan memberi tahu kepada emak bahwa uang yang ada di hadapannya adalah bernilai Rp100 ribu.
“Itu uang Ambu Rp100 ribu,” kata cucu emak, Rismawati.
Kata Rismawati, sang cucu, emak memang tidak tahu nilai uang yang besar. Emak hanya mengerti uang yang bernilai kecil seperti seribu dan dua ribu saja.
“Tahu kalau uang seribu, dua ribu, kalau uang gede tidak tahu,” kata Rismawati.
Setelah itu, uang yang tadinya ditebak-tebak nilainya oleh emak akhirnya diberikan kepada emak sebagai bentuk sedekah.