Tinggal di Gubuk Reyot Beratap Daun Selama 10 Tahun, Kakek Samudi di Lebak Hidup Sebatang Kara Setelah Istri Meninggal
Untuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Untuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Tinggal di Gubuk Reyot Beratap Daun Selama 10 Tahun, Kakek Samudi di Lebak Hidup Sebatang Kara Setelah Istri Meninggal
Seperti inilah gubuk yang ditempati Samudi, seorang kakek berusia 66 tahun warga Kampung Cipalid, Desa Banjarsari, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak. Kondisi tempat tinggalnya sangat memprihatinkan sehingga membutuhkan uluran tangan.
Terlihat kondisi bangunan yang sangat tidak layak. Dinding dan penyangga rumah hanya terbuat dari anyaman bambu dan kayu.
Atapnya terbuat dari daun kering yang dilapisi terpal untuk melindunginya dari guyuran hujan maupun sengatan matahari.
-
Siapa yang terdampak kekeringan di Lebak? 'Di Rancabaok ada 40 rumah yang kekeringan, karena sumur-sumur timba itu pada kering,' jelas Sumiati. Terjadi Setiap Musim Kemarau Ditambahkan Sumiati, bahwa tidak ada pilihan lain bagi warga selain mengambil dari sungai-sungai yang masih teraliri air. 'Nggak ada pilihan, mau ngebor juga mahal,' tambahnya.
-
Bagaimana warga Lebak mengatasi kekeringan? Saat kondisinya sudah semakin kering, warga akan menggali lagi sampai muncul sumber air baru.
-
Apa yang terjadi di kampung mati lebak? Suasana sunyi begitu terasa saat memasuki wilayah kampung tersebut. Banyak bangunan yang ditinggalkan dengan kondisi rusak maupun utuh. Di sepanjang jalan menuju perkampungan, rerumputan dan ilalang tumbuh menjulang sehingga menguatkan kesan terbengkalai.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Kenapa kampung mati lebak ditinggal? Kabarnya, kampung ini ditinggalkan warga karena akan dijadikan sebagai bendungan. Proses pengosongan sudah berlangsung cukup lama, hingga kawasan tersebut berubah menjadi hutan.
-
Dimana kampung mati lebak? Kabarnya, kampung ini ditinggalkan warga karena akan dijadikan sebagai bendungan. Empat keluarga memilih bertahan untuk tinggal di kampung mati Susukan dan Karian, Desa Calungbungur, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten.
Ia pun hanya tinggal seorang diri setelah ditinggal wafat sang istri beberapa tahun lalu. Tempat tinggalnya kini terancam ambruk karena dimakan usia. Ia pun hanya bisa pasrah dan berbuat sebisanya untuk menyambung hidup.
Hidup Seorang Diri
Samudi hanya bisa menghabiskan masa tuanya di gubuk tersebut.
Dirinya berharap, rumahnya bisa tetap kuat menopang tubuh rentanya karena tidak ada tempat lain untuk ditinggali.
Samudi mengaku khawatir saat hujan deras, karena saat ini kondisi rumahnya semakin tidak layak huni karena sudah dalam keadaan miring.
“Hidup di sini sudah sekitar 10 tahun, sebatang kara. Istrinya tidak ada, meninggal,” katanya, mengutip YouTube SCTV Banten, Rabu (10/7)
Hanya Berjualan Daun Singkong
Samudi sehari-hari tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak karena tak punya uang. Untuk bertahan hidup, dirinya hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Karena usia, Samudi juga tidak bisa bekerja maksimal, sehingga penghasilannya dari berjualan daun singkong ke pengepul juga tak seberapa.
“Nggak makan, kadang sehari, kadang dua hari,” katanya.
Menanti Uluran Tangan
Saat hujan, dirinya selalu waspada karena dikhawatirkan tempat tinggalnya ambruk sehingga tidak bisa ditempati. Bocor dan air hujan masuk sudah jadi hal yang biasa baginya.
Sampai saat ini, Samudi belum tersentuh bantuan bahkan dari pemerintah daerah setempat.
Saat malam, ia juga tidak memiliki penerangan. Sosoknya kini membutuhkan uluran tangan agar bisa melanjutkan hidup walau berada di jurang kemiskinan.
“Ini kebocoran, bocor di mana-mana,” tambahnya.