Kisah Mbah Marsiah, Nenek Berusia 75 Tahun Hidup Sebatang Kara di Kampung Terpencil Tanpa Listrik
Walau hidup serba kekurangan, ia tampak selalu tersenyum

Walau hidup serba kekurangan, ia tampak selalu tersenyum

Kisah Mbah Marsiah, Nenek Berusia 75 Tahun Hidup Sebatang Kara di Kampung Terpencil Tanpa Listrik
Mbah Marsiah merupakan seorang lansia yang hidup sebatang kara. Usianya sudah 75 tahun. Kini ia tinggal di sebuah kampung terpencil di Dusun Kebo Kuning, Desa Karanganyar, Kecamatan Purwonegoro, Banjarnegara.


Dilansir dari kanal YouTube Tedhong Telu, Mbah Marsiah tinggal di sebuah rumah kecil tanpa aliran listrik. Di sana ia hidup sebatang kara. Suami dan tiga orang anaknya sudah meninggal dunia.
Saat kanal YouTube Tedhong Telu mengunjungi desa tempat tinggal Mbah Marsiah, lahan kering kerontang. Musim kemarau yang panjang belum berakhir.
Mbah Marsiah tampak sedang menyapu di halaman rumah. Rumah Mbah Marsiah sendiri masih menggunakan bilik bambu.

Hari itu, Mbah Marsiah tampak lebih sering tersenyum. Ia mengaku sudah tinggal di rumah tersebut selama 5 tahun.
“Ini tanah saya sendiri. Saya beli sedikit. Harganya Rp6 juta,” kata Mbah Marsiah.

Di sana Mbah Marsiah tinggal sendiri. Untuk bertahan hidup, dia bergantung dari bantuan negara. Di rumahnya ia tinggal tanpa aliran listrik.
“Dulunya di sini pernah disaluri listrik. Tapi terus kabelnya lecet, terus konslet. Saya takut kebakaran. Jadi saya minta copot saja listriknya,” ungkapnya.
Sehari-hari Mbah Marsiah makan nasi jagung. Sayurnya daun pepaya. Sementara kondisi kamarnya sungguh memprihatinkan. Karena hanya berdinding bambu, banyak pori-pori dinding yang berlubang. Biasanya Mbah Marsiah menambahkan kain agar angin yang masuk ke dalam kamar itu tidak terlalu banyak.


Dapur rumah itu ukurannya kecil. Mbah Marsiah masak masih menggunakan tungku. Persediaan kayu bakar untuk memasak juga ia simpan di dalam dapur itu.
Sebagai camilan tambahan, Mbah Marsiah membuat makanan olahan tradisional bernama “gadung”. Begitulah kehidupan sehari-hari Mbah Marsiah. Tak ada kegiatan lain perempuan itu selain di rumah. Walau hidup serba kekurangan, ia tampak bersyukur dengan selalu memancarkan senyum dalam kondisi apapun.
