Kisah Mbah Soyo dari Wonogiri, Sesepuh Desa yang Pilih Tinggal Seorang Diri di Puncak Bukit
Mbah Soyo sudah 35 tahun tinggal menyendiri di puncak bukit. Dia tinggal di sana untuk menjaga lahan pertaniannya dari serangan kera

Mbah Soyo sudah 35 tahun tinggal menyendiri di puncak bukit. Lokasi bukit itu sangat terpencil dan jarang dikunjungi orang. Di atas bukit itu dia mendirikan sebuah gubuk. Sesekali istrinya datang untuk melihat kondisi Mbah Soyo.
Melalui video yang diunggah pada 2 Agustus 2024, pemilik kanal YouTube Jejak Richard membagikan kisahnya saat mengunjungi Mbah Soyo di gubuknya. Tak ada cara lain untuk menuju ke gubuk Mbah Soyo selain berjalan kaki.
Setibanya Jejak Richard di depan gubuk, suara gonggongan anjing saling bersautan. Mbah Soyo keluar dari gubuknya, dan menyambut kedatangan Jejak Richard dengan ramah.
Alasan Memilih Hidup Menyendiri

Hidup menyendiri di tengah hutan sudah dilakoni Mbah Soyo selama 35 tahun. Kini usianya telah menginjak 65 tahun. Ia terlihat masih sehat.
Mbah Soyo memilih hidup di tengah hutan untuk menjaga lahan pertanian dari serangan hama kera. Ia baru akan turun ke bawah jika ada acara kemasyarakatan. Apalagi ia merupakan tokoh yang sangat disegani masyarakat kampung.
“Anak saya empat orang sudah berkeluarga semua. Cucu saya ada 10 orang,” kata Mbah Soyo dikutip dari kanal YouTube Jejak Richard.
Hidup Sederhana

Dalam kesempatan itu, Mbah Soyo mempersilakan Jejak Richard untuk masuk ke gubuknya. Ia bercerita, baru tiga bulan ini gubuknya dialiri listrik. Sebelumnya ia hanya mengandalkan lampu genset untuk penerangan. Setelah ada listrik, dia membawa radio ke gubuknya untuk menjadi teman di kala sunyi.
Saat Jejak Richard mengunjungi gubuk itu, kebetulan istrinya juga datang. Sang istri datang dengan membawa nasi beserta makanan yang disimpan di dalam panci.
“Ini makanan saya bawa dari bawah. Ada terong dan sayur lodeh. Ini juga ada keripik tempe,” kata Ibu Karsi, istri Mbah Soyo.
Selalu Sehat

Walaupun sudah tinggal menyendiri selama berpuluh-puluh tahun di puncak bukit, Mbah Soyo mengaku tidak pernah sakit berat. Ia pun mengaku tidak pernah mengonsumsi obat-obatan kimia.
“Alhamdulillah saya di sini sehat terus. Kalau masuk angin itu kan biasa. Biasanya saya cuma merebus kunyit, temulawak, kunir, atau jahe. Kalau sakit perut tinggal rebus temulawak,” kata Mbah Soyo.
Usia Mbah Soyo sendiri sudah lanjut. Namun ia masih terlihat bersemangat dalam menjalani kesehariannya di gubuk itu.