Hidup Berkecukupan, Pria di Purbalingga Ini Sudah 13 Tahun Tinggal di Makam Desa
Ia mengaku lebih suka tinggal di makam karena suka dengan keheningan.
Warga Sekitar menganggap bahwa Pak Daryo merupakan orang yang normal.
Hidup Berkecukupan, Pria di Purbalingga Ini Sudah 13 Tahun Tinggal di Makam Desa
Di Desa Majatengah, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, ada seorang pria paruh baya yang tinggal di makam desa. Padahal menurut penuturan warga, pria ini hidup berkecukupan. Tapi dia tidak mau tinggal di rumahnya sendiri. “Orangnya sehat, waras, bisa komunikasi. Dulu dari desa sudah mau direlokasi, tapi dianya nggak mau,” kata Judi, salah satu warga setempat, dikutip dari kanal YouTube Tedhong Telu. Judi mengatakan, pria yang tinggal di desa itu tidak bekerja. Hanya saja dia sering melayani tamu yang datang untuk didoakan untuk minta rezeki.
-
Dimana pria di Garut tinggal? Seorang pria di Kampung Cijeler Kidul, Desa Leuwigoong, Kecamatan Leuwigoong, Garut, mengalami kondisi langka. Dirinya mengaku tak bisa tidur selama empat tahun terakhir dan selalu terjaga.
-
Di mana rumah tradisional di pelosok Purbalingga? Di pelosok desa Purbalingga, tepatnya di Desa Pelumutan, Kecamatan Kemangkon, terdapat sebuah perkampungan yang memiliki banyak rumah tradisional.
-
Di mana pria Solo ini tinggal? Baru-baru ini, seorang pria di Solo membuat sensasi di media sosial dengan menerapkan frugal living dalam kehidupannya sehari-hari.
-
Siapa yang tinggal di Desa Budaya Pampang? Desa ini menjadi tempat tinggal tetap masyarakat Suku Dayak Apokayan.
-
Dimana desa ini berada? Dalam sejarah kuno India yang penuh dengan kisah keagungan, mistis, dan praktik kebudayaan yang unik, desa Shani Shingnapur menjadi sorotan karena fakta yang menarik – rumahnya tidak memiliki pintu dan kunci.
-
Bagaimana bentuk rumah tradisional di pelosok Purbalingga? Rumah itu berbentuk limasan dan memiliki bagian interior yang luas. Keunikan rumah-rumah tradisional itu mengundang minat para konten kreator.
Pria yang tinggal di dalam makam itu bernama Pak Daryo. Ia mengaku lebih suka tinggal di makam karena suka dengan keheningan. Kalau tinggal di rumah ia merasa kurang bebas. “Di sini tenang. Nggak pernah yang namanya lihat atau dengar yang aneh-aneh seperti pocong atau hantu,” kata Pak Daryo, dikutip dari kanal YouTube Tedhong Telu.
Pak Daryo mengatakan, banyak orang yang datang ke tempat itu untuk meminta sesuatu. Banyak orang yang menganggap bahwa Pak Daryo merupakan “orang pintar” untuk meminta hal-hal berbau klenik. “Banyak orang yang beranggapan seperti itu. Padahal sebenarnya saya orang normal saja,” kata Pak Daryo.
Di makam itu, Pak Daryo tinggal di sebuah cungkup yang di bawahnya ada dua buah makam. Dia tinggal di antara kedua makam tersebut. Sementara kalau malam dia tinggal tanpa lampu penerangan. “Di sini kalau malam tidak pakai penerangan. Kalau mandi di situ,” kata Pak Daryo sambil menunjuk ke arah Sungai Serayu.