Jauh dari Keramaian, Ini Kisah Satu Keluarga Tinggal di Tengah Hutan Kebumen Selama 30 Tahun
Tak ada pilihan lain bagi Pak Kasimin selain tinggal di tengah hutan. Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya.
Tak ada pilihan lain bagi Pak Kasimin selain tinggal di tengah hutan. Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya.
Jauh dari Keramaian, Ini Kisah Satu Keluarga Tinggal di Tengah Hutan Kebumen Selama 30 Tahun
Jalan berliku harus dilalui untuk sampai di rumah Kasimin. Perjalanan kemudian harus dilanjutkan dengan berjalan kaki menuruni tebing.
-
Di mana letak kampung unik di Kebumen? Diketahui, kampung ini berada di Desa Watukelir, Kecamatan Ayah, Kebumen.
-
Mengapa Mbah Slamet tetap tinggal di hutan? Mbah Slamet mengaku berani tinggal di sana karena terdesak keadaan ekonomi.
-
Di mana lokasi kampung terisolir ini? Sebuah kampung di Kabupaten Grobogan letaknya berada di pedalaman hutan jati. Akses menuju kampung itu terbilang sulit. Pengunjung dengan kendaraan roda dua harus melewati jalan berpasir yang sempit di antara pohon-pohon jati yang membentang sejauh empat kilometer.
-
Apa yang ditemukan penduduk desa di hutan? 'Kami pergi berburu jamur dan menemukan ini,' kata Pramul Kongkratok, salah satu yang menemukan patung tersebut, dikutip dari Smithsonian Magazine, Senin (27/5). 'Saya sudah lama tinggal di sini, tapi saya baru tahu ada benda ini di sekitar sini. Ini adalah sebuah berkah.'
-
Kenapa Bu Wahyuti tinggal di kampung terpencil? Bu Wahyuti mengatakan ia terpaksa tinggal di kampung terpencil itu karena belum memiliki rumah sendiri, sehingga ia dan keluarganya harus menumpang di rumah yang disewakan pihak perhutani.
-
Dimana kampung terpencil itu berada? Dusun Gunung Tengu merupakan sebuah perkampungan mati yang berada di tengah perkebunan kopi, lokasinya berada di Desa Sidoharjo, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung.
Jalan cor kecil yang hanya bisa dilintasi satu motor itu melintas di tengah lebatnya hutan jati.
Di tengah jalan, terdapat sebuah jembatan kecil yang membentang di atas aliran sungai yang tampak mengering karena musim kemarau panjang.
“Menurut warga, di jembatan ini auranya agak mistis,” kata pemilik kanal YouTube Tedhong Telu, dalam perjalanan menuju rumah Kasimin.
Dari pemukiman terdekat di Desa Wonodadi, Kecamatan Buayan, Kebumen, rumah Pak Kasimin jaraknya sekitar dua kilometer. Selain rumah Pak Kasimin, di sana ada dua rumah lagi yang merupakan rumah milik anaknya.
Pak Kasimin mengungkapkan jika ia tinggal di sana sejak tahun 1991. Ia tinggal di tempat itu karena rumah tersebut sudah warisan orang tua. Walaupun tinggal menyendiri, namun Pak Kasimin mengaku nyaman tinggal di sana.
“Di tengah hutan kan nyaman. Pedagang lewat nggak ada. Tapi kalau malam ya agak takut di tengah hutan.”
kata Pak Kasimin dikutip dari kanal YouTube Tedhong Telu.
Pak Kasimin punya tiga orang anak. Satu anak tinggal dengannya dan dua anaknya tinggal di daerah Watukelir.
Sehari-hari ia beraktivitas sebagai pedagang sayuran.
Hasil bumi ia cari di hutan dan hasilnya ia jual ke pengepul. Kalau belanja kebutuhan sehari-hari pun ia harus pergi ke perkampungan terdekat.
Kondisi rumah Pak Kasimin pun cukup sederhana. Dindingnya terbuat dari bambu. Untuk peralatan memasak masih menggunakan tungku. Terlihat di dapur, istri Pak Kasimin sedang memasak menggunakan wajan yang cukup besar.
Untuk kebutuhan air, ada selang yang menghubungkan rumahnya dengan sumber mata air di atas bukit. Jarak antara rumahnya dengan sumber air tersebut mencapai 500 meter.
Dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ada keinginan Pak Kasimin untuk pindah dari tempat itu. Tapi ia tak punya pilihan lain. Baginya, rumah di tengah hutan itu adalah tempat tinggal satu-satunya.