Kisah Pilu Kakek Sanusi di Lebak yang Butuh Bantuan, Hidup Sebatang Kara di Gubuk Tak Layak dan Alami Kelumpuhan
Kakek Sanusi kini hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk sekedar makan dan bertahan hidup.
Kakek Sanusi (75) asal Kampung Leuwibuleud, Desa Jaya Sari, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, harus merasakan kondisi pilu di masa tuanya. Ia kini tinggal di sebuah gubuk tak layak setelah berpisah dengan istri dan anak-anaknya.
Kondisinya kian memprihatinkan, lantaran mengalami sakit lumpuh sehingga tidak bisa beraktivitas. Sudah sekitar setahun, dirinya hanya bisa berbaring di tempat tidur dan tidak ada yang mengurusnya.
-
Siapa yang terdampak kekeringan di Lebak? 'Di Rancabaok ada 40 rumah yang kekeringan, karena sumur-sumur timba itu pada kering,' jelas Sumiati. Terjadi Setiap Musim Kemarau Ditambahkan Sumiati, bahwa tidak ada pilihan lain bagi warga selain mengambil dari sungai-sungai yang masih teraliri air. 'Nggak ada pilihan, mau ngebor juga mahal,' tambahnya.
-
Bagaimana warga Lebak mengatasi kekeringan? Saat kondisinya sudah semakin kering, warga akan menggali lagi sampai muncul sumber air baru.
-
Apa masalah yang dihadapi warga Kampung Lebak Jeunjing? Selain belum teraliri listrik dengan baik, permukiman Lebak Jeunjing di Desa Mandalasari, Kecamatan Puspahiang ini juga memiliki rute jalan yang terjal dan sulit dilalui kendaraan roda dua maupun empat.
-
Kenapa warga Lebak kekurangan air bersih? Memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah di Banten mulai mengalami kesulitan air bersih. Di Kabupaten Lebak misalnya, warga sekitar terpaksa memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan mencuci pakaian hingga air minum.
-
Apa yang terjadi di Banten akibat kekeringan? Akibat fenomena ini, warga Banten kini mengalami kesulitan untuk mendapat air bersih. Sawah dan ladang mereka pun kini kekeringan.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
Kakek Sanusi kini hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk sekedar makan dan bertahan hidup. Dirinya sangat menanti uluran tangan pemerintah setempat maupun pihak terkait agar kondisinya membaik.
“Kondisinya sudah begini, kurang lebih satu tahun,” kata Sanusi, mengutip kanal YouTube SCTV Banten, Rabu (28/8).
Kondisi Rumah Tak Layak Huni
Adapun kondisi rumah kakek Sanusi amat memprihatinkan karena terbuat dari bilik bambu dan kayu. Keadaannya rapuh, dan rawan ambruk.
Atap dan dindingnya mengalami berlubang di banyak tempat, sehingga tidak mampu melindunginya dari cuaca panas dan dingin.
Tempat berbaring Sanusi juga tidak layak, karena kasur tipis yang ditempati sudah lusuh dan lapuk. Keadaannya benar-benar tak layak huni.
Tinggal Seorang Diri Setelah Berpisah dengan Keluarga
Diungkapkan Sanusi, dirinya merasa sedih lantaran kini ia hidup seorang diri. Sebelumnya sang istri memilih berpisah dan disusul oleh anak-anaknya.
Karena mengalami sakit, Sanusi tak mampu mengurus dirinya sendiri. Kepedulian tetangga, membuatnya masih bisa bertahan hidup sampai sekarang.
“Anak-anak sudah pada jauh-jauh, kalau sama istri sudah pisah,” katanya menceritakan.
Kondisi Rumah Lusuh dan Berantakan
Seharusnya, Sanusi bisa tinggal di rumah yang lebih layak. Nyatanya justru sebaliknya, karena tempat bernaungnya dalam keadaan tak layak juga berantakan.
Banyak pakaian yang bergantung di mana-mana, belum lagi perabotan dapur yang tidak tersimpan di tempatnya. Ia pun hanya bisa berbaring, sambil sesekali duduk untuk menyantap makan.
“Biasanya makan dari tetangga,” tambah Sanusi.
Baru Sekali Mendapat Bantuan Pemerintah
Menurut penuturannya, ia jarang mendapat bantuan pemerintah. Kalaupun ada, sudah beberapa waktu lalu dan cukup lama.
Warga sekitar, Sumi, mengaku dirinya sangat prihatin dengan keadaan Sanusi. Pasalnya, pria lansia itu sudah tidak ada yang mengurus dan hanya para tetangga secara bergantian.
“Biasanya makan dari tetangga, saya kasihan betul karena tidak ada yang mengurus,” terang Sumi.
Berharap Dapat Bantuan Layak
Sumi berharap agar Sanusi bisa hidup lebih layak di masa tuanya. Ia merasa kasihan, karena tidak bisa beraktivitas seperti sedia kala.
Beruntung, tetangga masih peduli untuk menjaga dan merawat Sanusi sebisanya. Warga berharap pihak terkait peduli dengan kondisi warga yang hidup dalam segala keterbatasan seperti Sanusi.
“Saya mah ya Allah, kasihan terutama dari kesehatannya. Saya berharapnya ada bantuan gitu, karena sudah tidak ada yang mengurusnya,” tambah Sumi.