Ketua KPU: Kemarin sempat shut down tapi tak sampai KO, sudah pulih
Ketua KPU: Kemarin sempat shut down tapi tak sampai KO, sudah pulih. Terkait hal tersebut soemarno menegaskan bahwa sistem keamanan server dari KPU cukup kuat dan mampu mendeteksi serangan hacker.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengklarifikasi soal adanya serangan hacker (perusak sistem jaringan) yang menyerang sistem penghitungan suara dari KPU. Menurut Hadar Nafis Gumay Ketua Komisioner KPU Republik Indonesia, sistem server jaringan sempat terganggu karena kejadian ini terjadi bukan karena ulah hacker melainkan adanya perbaikan sistem jaringan yang dilakukan oleh KPU.
Hadar mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena perbaikan sistem pengitungan suara.
"Itu upaya kami untuk menata peralatan dan jaringan kami. Memang beban kerja yang harus ditanggung oleh perlengkapan tersebut itu sangat berat karena dari sisi seluruh daerah yang ada 101 itu mereka harus mengupload formulir-formulir C1 dan mengentri datanya," kata Hadar yang ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan (17/2).
Faktor masyarakat yang ingin mengakses situs KPU juga menjadi penyebab perbaikan sistem pengitungan suara.
"Di waktu yang bersamaan, masyarakat banyak yang ingin melihat hasilnya. Dengan beban yang begitu tinggi, kami ingin perlengkapan kami ini berjalan dengan lancar," katanya.
Dia juga mengatakan bahwa sistem penghitungan KPU sempat tidak bisa beroperasi.
"Kemarin sempat shut down tetapi kemudian tidak sampai KO, paling agak kelimpungan sedikit, tapi sudah pulih lagi karena sudah seperti biasa lagi," ujarnya.
Hadar juga sempat mengungkapkan ada upaya pihak lain yang ingin coba meretas sistem penghitungan suara KPU.
"Memang ada upaya untuk meretas server KPU" katanya.
Terkait hal tersebut soemarno menegaskan bahwa sistem keamanan server dari KPU cukup kuat dan mampu mendeteksi serangan hacker.
"Tim kami cukup kuat untuk mendeteksi serangan-serangan itu," tegas soemarno.
Dia juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya dengan adanya isu serangan hacker yang beredar di media sosial.
"Jangan percaya sama medsos karena di-hack kemudian nol lagi, itu tidak benar" tandasnya.