Lulung ke Ahok: Es kenong pakai roti, kalau ngomong hati-hati
Lulung meminta Ahok untuk lebih berhati-hati saat mengomentari sesuatu.
Polres Jakarta Selatan berhasil mengungkap sindikat penjajak seks komersial dari kalangan artis. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menduga pengguna layanan kencan semalam ini berasal dari kalangan anggota dewan.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana tidak ingin menanggapi pernyataan tersebut. Namun, dia meminta Ahok untuk lebih berhati-hati saat mengomentari sesuatu.
"Saya enggak mau komentari Ahok lagi yah. Kalau soal pernyataan Ahok tanya yang lain, jangan gue. Tapi jangan lah, jangan menuduh orang sembarangan. Kalau belum cukup bukti. Es kenong pakai roti, kalau ngomong hati-hati," tegasnya saat dihubungi, Rabu (13/5).
Lulung berharap pernyataan yang keluar dari mulut gubernur DKI tidak menuding. Sebab tidak semua anggota dewan memiliki kemampuan untuk menyewa PSK Rp 80 juta untuk sekali kencan.
"Jangan memfitnah orang sembarangan. Tapi untuk apa gitu pakai uang besar kan? Untuk apa juga," tutupnya.
Sebelumnya, Ahok menegaskan, penegak hukum harus terbuka mengungkap kasus prostitusi yang melibatkan kalangan artis. Bahkan, pejabat yang menggunakan jasa pelayanan seks mereka juga harus ditindak tegas.
"Saya sih sebaiknya diungkap ya supaya jadi pelajaran. Siapa tahu setelah diungkap ada orang yang melarang prostitusi maki-maki saya. Tahu-tahunya dia yang beli enggak bayar pajak lagi," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta.
Dia mengatakan, Indonesia harus belajar dari Swedia yang secara tegas memberikan sanksi pada lelaki pengguna jasa PSK. Tetapi, masalahnya jika yang menjadi pelanggan adalah pengambil kebijakan.
"Kalau menurut saya belajar dari Negara Swedia. Dia justru itu yang laki-laki yang beli itu yang dihukum. Jadi sekarang kan masalahnya kalau yang membuat (kebijakan) itu oknum anggota DPR tapi dia terlibat," ungkap mantan anggota Komisi II DPR ini.
Suami Veronica Tan ini menduga, pejabat yang menggunakan jasa prostitusi artis kemungkinan menggunakan uang korupsi. Sebab, secara gaji mereka tidak akan mampu membayar jasa seks Rp 80 juta untuk sekali kencan.
"Apalagi tahu-tahu ini gratifikasi lagi, itu hadiah. Makanya saya kira diungkap sajalah, karena di negara kita ini banyak pejabatnya yg munafik. Jadi kalau diungkap kan kelihatan kan. Oh ternyata katanya dia anti prostitusi tapi sering langganan," tutup Ahok.