Makin terlihat ambisi Anies Baswedan jadi Gubernur DKI & gusur Ahok
Makin terlihat ambisi Anies Baswedan jadi Gubernur DKI dan menggusur Ahok. Anies tak malu-malu mengakui bahwa dia tak sekadar menantang calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, tapi berniat menggantikan posisinya.
Pemilihan Gubernur DKI Jakarta bakal memasuki babak baru. Setelah satu pasangan gagal, dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI bakal bertarung di putaran kedua Pilgub DKI yang masa kampanyenya sudah mulai hari ini, Selasa (7/3). Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat akan head to head dengan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI nomor urut tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Ambisi Anies Baswedan menjadi gubernur DKI sekaligus mengalahkan Basuki atau akrab disapa Ahok semakin terlihat jelas. Hal itu terungkap saat Anies menyampaikan pidato politiknya di hadapan 1.500 kader PKS yang hadir dalam rakornas PKS di Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, kemarin. Anies tak malu-malu mengakui bahwa dia tak sekadar menantang calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, tapi berniat menggantikan posisinya.
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
-
Bagaimana Golkar memandang peluang Anies maju di Pilkada DKI? "Jadi, karena itu bagi kami prinsipnya siapapun ya punya hak untuk menjadi calon kepala daerah, tapi tentu dukungan partai politik ini menjadi sangat penting karena itu menjadi prasyarat yang harus dipastikan bahwa seseorang bisa mencalonkan diri karena ada dukungan dari partai politik," imbuh Ace.
-
Bagaimana cara PKB memutuskan apakah akan mendukung Anies di Pilgub Jakarta? Ya kita lihat nanti, pendaftaran tgl berapa ya? 27 agustus, kita lihat perkembangannya kayak apa," ujarnya.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Kapan Anies dan Cak Imin menghadiri penetapan Prabowo-Gibran? Hari ini, Rabu (24/4), KPU akan menetapkan pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029.
-
Siapa yang mengklaim bahwa Anies diusung oleh PKB untuk maju di Pilgub Jakarta 2024? Menanggapi undangan tersebut, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar."Tidak benar, itu hoaks," kata Jazilul, saat dihubungi merdeka.com, Rabu (28/8).
"Kami bukan menantang gubernur petahana, tapi kami berikhtiar mengganti petahana. Beda, kalau menantang sekadar menantang. Kalau mengganti, kami berikhtiar," tegas Anies.
Anies semakin berada di atas angin setelah muncul survei terbaru yang dirilis Media Survei Nasional (Median). Elektabilitas Anies Baswedan- Sandiaga Uno mencapai 46,3 persen mengungguli Ahok-Djarot. Anies melihat dan meyakini banyak warga Jakarta yang memang menginginkan gubernur baru.
"Mungkin ya, tapi kami yakin bahwa mayoritas warga Jakarta memang ingin pergantian gubernur kok dan itu sudah nampak. Jadi bukan barang baru kalau lebih banyak yang menginginkan gubernur baru itu sudah lama," tutur Anies.
Bukan kali ini saja Anies menyinggung soal gubernur baru. Berulang kali Anies mengklaim bahwa warga ibu kota menginginkan pemimpin yang baru. Ketika menghadiri pemberian beasiswa dan Apel Siaga yang dihelat Gerakan Laskar Pro 08 di markas besarnya, Jalan Multikarya 2 Komplek Kehakiman, Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Sabtu (11/2), Anies kembali menyinggung soal warga Jakarta yang ingin memiliki gubernur baru.
"Sebanyak 70 persen warga Jakarta ingin gubernur baru untuk kota ini. Karena itu kami hadir dan berjuang dalam pilkada untuk menjawab harapan ini," ungkap Anies.
Di situ Anies menunjukkan ambisinya duduk di kursi gubernur DKI. Dia menceritakan saat pertama kali dipanggil Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan petinggi Partai PKS untuk diminta menjadi gubernur, bukan sekadar calon.
"Saat itu saya dipanggil untuk menjadi gubernur bukan hanya calon gubernur. Pertama kali saya diminta untuk bertugas, saya tahu ini bukan hal kecil, ini adalah amanah besar buat saya," papar Anies.
Saat ditemui di Hotel Bidakara, Anies Baswedan kembali mengulang pernyataannya yang menyebut bahwa warga Jakarta membutuhkan dan mendambakan pemimpin baru.
Kami sudah berusaha dan ikhtiar. Ikhtiar kami sudah kami sampaikan kami ingin menjawab keinginan warga Jakarta yang ingin memiliki gubernur baru," kata Anies di Hotel Bidakara, Jumat (10/2).
Awal Januari 2017, beberapa lembaga survei melansir data terbaru peningkatan elektabilitas para calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta jelang pencoblosan 15 Februari. Hasilnya, calon petahana keok dari lawan-lawannya. Anies melihat, naiknya elektabilitas penantang calon petahana menggambarkan keinginan warga Jakarta akan pemimpin baru.
"Saya yakin warga Jakarta aspirasinya kuat untuk ganti gubernur baru," kata Anies saat blusukan di Jalan Kejayaan Belakang, Krukut, Taman Sari, Jakarta Barat, Jumat (20/1).
Ahok menanggapi dengan santai klaim yang berulang kali diutarakan Anies Baswedan. Dia tak mau ambil pusing dengan serangan lawan politiknya itu. "Kalau urusan dipilih enggak dipilih kan urusan orang Jakarta," ujar Ahok di Balai Kota, Jumat (24/2).
Mantan Bupati Belitung Timur ini menyerahkan sepenuhnya kepada warga Jakarta. Dia tidak lagi khawatir menang atau kalah. "Terserah warga Jakarta saja mau pakai gubernur baru apa yang lama, ikuti saja itu haknya warga DKI kok," tegas Ahok.
Baca juga:
Ahok cuti, ini tugas yang dititipkan ke Plt Gubernur Sumarsono
Anies bocorkan rahasia bisa tembus 40 persen di Pilgub DKI
Menanti keputusan Agus Yudhoyono pilih Ahok atau Anies Baswedan
Kampanye pertama putaran 2, Ahok sidang, Anies bertemu Mutia Hatta
Anies Baswedan ziarah ke makam kakek, Ali Sadikin dan Bung Hatta