Pemprov DKI Gandeng 119 Lab Swasta Agar Tes PCR Lebih Terjangkau
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan Pemprov DKI sudah menjalin kerja sama dengan 119 laboratorium untuk melakukan tes PCR. Laboratorium tersebut dibiayai APBD sehingga harga untuk tes lebih murah.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan Pemprov DKI sudah menjalin kerja sama dengan 119 laboratorium untuk melakukan tes PCR. Laboratorium tersebut dibiayai APBD sehingga harga untuk tes lebih murah.
"Kami sebenarnya sudah mempunyai kerja sama dengan lab-lab swasta yang dibiayai APBD, kita sudah di bawah harga itu," ujar Widya di Balai Kota, Rabu (18/8).
-
Bagaimana cara mengambil sampel untuk tes DNA? Pada umumnya, tes DNA dilakukan dengan cara mengambil sampel darah maupun jaringan tubuh seperti rambut atau kulit.
-
Kenapa penting untuk melakukan tes DNA? Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes DNA agar bisa mengetahui struktur genetik dalam tubuh seseorang. Selain itu juga bisa mendeteksi kelainan genetik.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa saja manfaat dari tes DNA? Tes DNA sebenarnya tidak hanya bermanfaat sebagai itu saja. Tes DNA juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit tertentu.
-
Bagaimana para peneliti menemukan virus tertua yang pernah ditemukan? Dalam sekuens mentah tersebut, mereka mencari sisa-sisa genom atau keseluruhan informasi genetik suatu organisme dari tiga jenis virus DNA: adenovirus, herpesvirus, dan papillomavirus. Dari analisis tersebut, para peneliti berhasil menemukan virus tertua yang pernah ditemukan.
Widya tidak menjelaskan harga lebih murah tersebut. Namun dia menegaskan harga tes PCR di Jakarta merujuk ketentuan Kementerian Kesehatan yakni Rp495.000 sampai Rp550.000. Belum dipastikan kapan penerapan harga tersebut diberlakukan.
"Kemenkes sudah ada aturan untuk di Jawa Rp495.000 kita mengacu kepada itu saja," ucapnya.
Diketahui, Pemerintah secara resmi menetapkan batas tarif tertinggi pemeriksaan real time PCR. Penetapan ini merupakan evaluasi terhadap batas tarif tertinggi yang berlaku sebelumnya.
"Batas tarif tertinggi pemeriksaan real time PCR diturunkan menjadi Rp495.000 untuk daerah Jawa dan Bali. Serta sebesar Rp525.000 untuk daerah di luar Jawa dan Bali," ujar Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir, dalam konferensi pers, Senin (16/8).
Kementerian Kesehatan, lanjut Kadir, meminta seluruh fasilitas kesehatan untuk mematuhi batas tarif tertinggi pemeriksaan realtime PCR yang berlaku.
"Hasil pemeriksaan real time dikeluarkan dengan durasi maksimal 1 x 24 jam dari pengambilan swab dari pengambilan realtime PCR," lanjut dia.
Kemenkes juga mengharapkan, Dinas Kesehatan, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota dapat mengawal penerapan pemberlakuan tarif tertinggi pemeriksaan real time yang telah ditetapkan tersebut.
Evaluasi batas tarif tertinggi pemeriksaan real time PCR ini akan ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan kebutuhan," katanya.
Baca juga:
Wagub DKI Sebut Turunnya Harga PCR Bisa Tekan Laju Kasus Covid-19
Tarif Tes PCR di Bandara Soetta dan Husein Sastranegara Diturunkan Jadi Rp495.000
Polisi Diminta Ikut Awasi Penerapan Harga PCR di Lapangan
Kemenkes Jelaskan Penyebab Hasil PCR Tidak Bisa Lebih Cepat dari 1x24 Jam
Kemenkes Sebut Biaya PCR di Luar Jawa-Bali Lebih Mahal karena Faktor Transportasi