Pemprov DKI juga kaji dampak lalu lintas dari proyek LRT
Pemprov DKI ingin proyek ini mulai berjalan pada Juni mendatang.
Deputi bidang Industri, Perdagangan dan Transportasi DKI Jakarta, Susanto Suhodo mengatakan proyek light rail transit (LRT) masih terus dikaji. Hal ini karena, Pemprov DKI ingin proyek ini mulai berjalan pada Juni mendatang.
Susanto menjelaskan kajian yang dimaksud adalah soal analisis mengenai dampak lingkungan proyek tersebut. Targetnya, amdal akan diselesaikan dalam waktu satu bulan.
"Ya amdal kan memang prasyarat juga kita mau memulai project. Kan bukan amdal mengenai lingkungan saja, termasuk juga amdal lalin kita ingatkan. Itu memang prasyarat yang harus dipenuhi," kata Susanto saat dihubungi, Rabu (27/4).
Selain masih mengkaji soal amdal, Susanto menuturkan pihaknya juga terus melakukan sosialisasi kepada publik sebagai prasyarat lain dalam memulai proyek ini.
"Salah satu lagi yang harus dilakukan itu kan proses sosialisasi. Supaya publik tahu yang akan terjadi di situ dan dampak apa ya mereka bukan hanya info, tapi beri masukan juga. Itu mungkin 1 bulan," terangnya.
Rencananya, proyek ini akan dimulai dengan pembangunan depo di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Trase yang akan diutamakan untuk dibangun yaitu penggabungan antara koridor 1 dan 7.
LRT nantinya akan dibangun melewati beberapa venue Asian Games, semisal pacuan kuda di Pulomas, Velodrome Rawamangun, depo di Kelapa Gading, dan kampung atlet Kemayoran.
Proyek LRT ini memang diproyeksikan untuk menjadi angkutan massal dalam menunjang gelaran Asian Games 2018. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan sebesar dana sekitar Rp 4 triliun. Sisanya akan ditanggung PT. Wijaya Karya (Wika) yang akan bergabung dengan PT. Jakarta Propertindo.