Pramono Anung Pilih Benahi JIS Ketimbang Bangun Venue Baru, Begini Alasannya
Karena itu, dia menilai lebih baik memperbaiki transportasi menuju ke area JIS.
Calon Gubernur Daerah Khusus Jakarta, Pramono Anung pastikan akan membenahi Jakarta International Stadium (JIS). Hal itu akan diwujudkan bila diberi mandat pimpin Daerah Khusus Jakarta.
Pramono ungkap alasan memilih membereskan persoalan di JIS ketimbang membangun venue baru yang kini digemborkan oleh lawan politiknya. Menurut dia, membangun stadion bukan perkara mudah.
"Contoh pertanyaan JIS paling seksi, ketika saya ditanya tentang JIS, ada yang mengatakan akan membangun JIS baru, kalau saya enggak mungkin," kata dia di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada Senin (23/9).
Pramono kemudian singgung masalah pembebasan lahan di area sekitar JIS. Dia mengatakan, penyelesaian pembebasan lahan sudah dimulai sejak zaman Soeharto.
"Kebetulan 2001-2022 saya sekretaris Megawati, mengeluarkan Keputusan untuk petani di Kampung Bayam itu boleh bertani di sana karena krisis moneter pada saat itu," ujar dia.
Pramono mengatakan, pembebasan lahan berlanjut sampai di Era Joko Widodo atau Jokowi. Dan baru zaman Anies Baswedan pembangunan dimulai.
"Sehingga rentan waktu begitu panjang itupun sampai hari ini masih menyelesaikan persoalan Kampung Bayam," ucap dia.
Karena itu, dia menilai lebih baik memperbaiki transportasi menuju ke area JIS.
"Apa yang saya akan selesaikan terhadap JIS? Begitu MRT mentok sampai Ancol, sekarang dibangun sampai Ancol 2026 sudah selesai, jangan ke kiri karena ke kiri permintaan pengembang. Ke kanan masuk ke JIS. Sehingga JIS menjadi transportasi umum darimana pun akan mudah sampai ke JIS," ucap dia.
Pramono ungkap, konsep pembenahan transportasi meniru stadion di luar negeri. Dia menyebut, diantaranya Old Trafford, Chelsea, dan Wembley Stadion.
"Dan ini belajar dari mana? Belajar dari negara sudah mapan Old Trafford, Chelsea, dan Wembley Stadion selalu di bawahnya ada transportasi umum. Ini kan gak ada," ucap dia.
"Kemarin nonton Bruno Mars senang begitu pulang jalan kaki, sehingga ada beban yang tidak terselesaikan," Pramono menandaskan.