Puasa, Ahok ingin impor daging sapi tetap buka
Hal itu guna mencegah kelangkaan daging sapi yang membuat harga melonjak.
Jelang bulan Ramadan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui pasokan daging sapi di ibu kota belum mencukupi. Dia mengusulkan agar Pemerintah Pusat tempat impor daging sapi untuk tetap dibuka tanpa sistem buka tutup.
Sebab, Ahok menenggarai sistem buka tutup impor itu justru rentan praktik 'permainan' oknum, yang membuat harga daging sapi melonjak tajam.
"Kita lagi usulkan harusnya dibuka impor. Tapi daging lokal, sapi, produksi dalam negeri, tetap dibeli. Kalau impor buka tutup, buka tutup, itu ada peluang permainan tanda kutip," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (31/5).
Lonjakan harga ini disebabkan karena langkanya stok daging dan biasanya terjadi pra dan pasca lebaran. Solusi yang ditawarkan adalah membuka perdagangan daging sapi lintas negeri untuk dilakukan.
"Kalau kamu buka tutup siapa yang berani pesan daging di luar negeri? Kalau enggak dapat bagaimana? Kalau menurut saya harusnya dibebaskan," terangnya.
Untuk mengantisipasi itu, cara lain yang akan dilakukan Ahok adalah dengan operasi pasar. Dia mengaku telah berkoordinasi dengan pasar-pasar untuk pendistribusian daging di rusun. Cara lainnya adalah penerapan kartu Jakarta One yang diyakini bisa mengontrol pendistribusian daging kepada warga.
"Kita bisa operasi pasar di rusun, juga bisa di pemegang KJP. Pemegang KJP saja ada Rp 561 ribu, hampir Rp 600 ribu lah katakan. Kalau Rp 600 ribu, sebulan dibeli sekilo berarti 600 ton, nah harusnya kita penuhin saja," pungkas Ahok.
"Kalau kamu satu kilogram satu orang, KJP kamu mau jual lagi berapa ke orang? Ya kan. Kamu mau bawa 1 kilogram daging jual, ini daging beku, enggak mungkin dong, es nya gimana? Makanya kita jualnya kan di rusun," sambungnya.