Rentetan Kasus Kejahatan Jalanan dan Pembunuhan Warnai Jakarta di Awal Tahun, Kenapa?
Sosiolog Universitas Nasional (Unas), Nia Elvina menilai banyak yang melatarbelakangi meningkatkan kriminalitas. Salah satunya faktor, lapangan kerja yang belum merata hingga menyebabkan pengangguran. Pengangguran menjadi permasalahan premier di banyak kota besar, termasuk Indonesia.
Kabar suram mengubah gemerlap malam pergantian tahun baru 2023 di Jakarta. Rentetan kriminalitas berujung pembunuhan menjadi cerita kelam di awal tahun.
Sejumlah kasus pembunuhan terjadi di lingkup hukum Polda Metro Jaya. Pertama, jasad pria tanpa identitas ditemukan tergeletak di tepi Jalan Letjen Suprapto, Jakarta Pusat pada Sabtu (31/12) dini hari. Di waktu yang sama, di tempat lainnya seorang pemotor ditemukan tak bernyawa di Jalan Sinabung Raya, Grogol Selatan, Kebayoran Lama Jakarta Selatan pada Sabtu 31 Desember 2022 sekira pukul 01.00 WIB lalu. Diduga pelaku begal bermotor.
-
Dimana anggota polisi dan korban begal bertemu untuk menyerahkan motor? Penyerahan dilakukan langsung oleh Kapolrestabes Bandung Kombes Budi Sartono di Mapolrestabes Bandung.
-
Kapan lelang motor Omesh berakhir? Setelah nungguin sekitar 4 hari, akhirnya ada yang menang lelang dengan harga Rp 300 juta.
-
Kapan pencurian motor itu terjadi? Peristiwa itu sebenarnya telah terjadi pada 16 Oktober 2020.Namun pelaku JM baru tertangkap di rumahnya setelah tiga tahun hidup di kebun untuk menghindari polisi.
-
Apa moto dari Kepolisian Republik Indonesia? Polri mempunyai moto Rastra Sewakottama yang artinya Abdi Utama bagi Nusa Bangsa. Motto tersebut diambil dari bahasa Sansekerta, yaitu Rastra (bangsa/rakyat) dan Sevakottama (pelayan terbaik). Jadi, Rastra Sewakottama dapat dimaknai "pelayan terbaik bangsa/rakyat"
Kemudian mayat pria ditemukan tergeletak di pinggir salah wilayah BSD pada Minggu (1/1). Di hari yang sama, pemuda tewas usai terlibat pertikaian dengan rekannya sendiri di Tanah Abang.
Dari rentetan kasus kriminalitas tersebut, baru satu yang terungkap. Yakni penemuan mayat di BSD. Pada kasus lainnya, pelaku masih terus diburu.
Rentetan kasus kriminalitas itu membuat warga resah. Awal tahun dibuka dengan rasa tak aman.
Sosiolog Universitas Nasional (Unas), Nia Elvina menilai banyak yang melatarbelakangi meningkatkan kriminalitas. Salah satunya faktor, lapangan kerja yang belum merata hingga menyebabkan pengangguran. Pengangguran menjadi permasalahan premier di banyak kota besar, termasuk Indonesia.
"Saya kira meningkatnya kasus kriminalitas atau pembegalan pada masyarakat, berkaitan erat dengan minimnya lapangan pekerjaan untuk masyarakat kita," ungkapnya saat dihubungi merdeka.com Rabu (4/1).
Apalagi di Jakarta, katanya, sebagai pusat perputaran ekonomi, ketersediaan lapangan pekerjaan sangat dibutuhkan.
Itu sebabnya, kata Nia, pemerintah tidak bisa mengesampingkan kondisi tersebut. Pemerintah harus berupaya menambah lapangan pekerjaan. Harapannya, pengangguran berkurang, angka kriminal bisa ditekan.
"Karena masyarakat yang melakukan tindakan kriminalitas, dominan didasari oleh tindakan untuk bertahan hidup," ujar Nia mengakhiri.
(mdk/lia)