Sakit paru-paru dan ditolak 4 rumah sakit, Ana meninggal
Ana mengidap penyakit paru-paru sejak enam bulan lalu.
Untuk kesekian kalinya, pemegang Kartu Jakarta Sehat (KJS) tidak diberikan pelayanan maksimal oleh pihak rumah sakit. Hal itu dialami oleh Ana Mudrika (14), anak pasangan dari Endang Rukmana (48) dan Royati (38).
Perjuangan Endang untuk mengobati anaknya sempat ditolak empat rumah sakit. Padahal, Ana mempunyai KJS.
"Pertama saya bawa ke klinik deket rumah, tapi malah enggak sembuh-sembuh. Dari situ kami bawa ke RS Firdaus Sukapura untuk menjalani rawat inap," ujar sang Ayah Endang, saat ditemui wartawan, Minggu (10/3).
Endang yang tinggal Jalan Inspeksi Kali Cakung Lama, RT 02/10, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, ini mengatakan di Rumah Sakit Firdaus anaknya ini sempat dirawat selama dua hari. Namun Endang menyesali pelayanan Rumah Sakit Firdaus karena tidak memberikan pelayanan maksimal kepada anaknya.
"Di Rumah sakit itu anak saya hanya diinfus saja, seperti tidak serius penanganannya. Hari kedua perut anak saya malah membengkak akhirnya kami memutuskan untuk pindah rumah sakit," ungkap Anang.
Saat hendak membawa pulang anaknya, pasangan yang hanya memiliki penghasilan pas-pasan ini pun dimintai uang sebesar Rp 2 juta untuk biaya pengobatan.
"Saya ingin bawa Ana berobat ke tempat lain. Makanya dibawa pulang, tapi saya malah diminta Rp 2 juta agar Ana bisa keluar," tambahnya.
Penelusuran merdeka.com, pihak Rumah Sakit Firdaus membenarkan jika Ana pernah dirawat. Menurut salah satu dokter di rumah sakit tersebut yang enggan disebutkan namanya, rumah sakit telah memberikan yang tebaik kepada pasien bernama Ana.
"Rumah sakit ini terus terang, tidak mempunyai alat untuk merawat pasien bernama Ana, makanya kami anjurkan untuk ke rumah sakit lain. Kami sudah melakukan yang terbaik merawat selama dua hari," ujarnya.
Terkait uang sebesar Rp 2 juta, dokter yang sudah lima tahun bertugas ini mengaku bahwa ia tidak mengetahui kalau keluarga Ana dimintai uang perawatan. "Wah, saya enggak tahu kalau soal itu. Harusnya bagian humas yang menjelaskan tapi sayang beliau sedang tidak di sini," jelasnya.
Setelah dari rumah sakit Firdaus, Ana kemudian dibawa ke Rumah Sakit Mulyasari. Sayang, di rumah sakit itu Ana ditolak dengan alasan tidak bekerjasama dengan pemerintah sehingga tidak menerima pasien KJS.
Kemudian Ana dibawa ke Rumah Sakit Islam Sukapura. Hasilnya juga sama, ditolak. Endang tak patah arang, dia langsung membawa anaknya ke Rumah Sakit Pelabuhan dan lalu ke RSUD Koja. Dua rumah sakit itu juga ditolak.
Namun, saat mendapat penolakan dari RSUD Koja, Endang tiba-tiba ditelepon pihak rumah sakit Islam Sukapura. Setelah sempat menolak, rumah sakit itu akhirnya menerima.
Setelah dirawat di sana baru satu hari, Ana mengembuskan napas terakhirnya, Sabtu (9/3) sekitar pukul 09.00 WIB. Orangtua Ana mengaku bahwa anaknya mengidap penyakit paru-paru sejak enam bulan terakhir.