Apa itu Angin Duduk, Benarkah Bisa Terjadi Akibat Dipicu oleh Masuk Angin?
Angin duduk merupakan masalah kesehatan yang sering dihubungkan dengan masuk angin padahal keduanya sebenarnya tidak berhubungan.
Istilah "angin duduk" sering kali membingungkan banyak orang, terutama karena banyaknya mitos yang beredar mengenai penyebab dan sifat dari kondisi ini. Secara medis, angin duduk dikenal sebagai angina, yang merupakan gejala dari penyakit jantung koroner. Dalam konteks ini, angin duduk bukanlah akibat dari "masuk angin" dalam pengertian tradisional, melainkan kondisi serius yang menunjukkan adanya gangguan aliran darah ke jantung.
Istilah "angin duduk" berasal dari kebiasaan masyarakat yang mengaitkan gejala nyeri dada dengan konsep "masuk angin". Banyak orang percaya bahwa gejala ini disebabkan oleh angin yang masuk ke dalam tubuh, terutama setelah melakukan aktivitas tertentu atau terpapar angin dingin.
-
Kenapa angin duduk bisa terjadi? Gangguan ini umumnya terjadi ketika pasokan oksigen yang dibawa oleh darah ke jantung terhambat, biasanya akibat adanya penyumbatan pada arteri koroner yang disebabkan oleh penumpukan lemak atau kolesterol.
-
Apa yang benar-benar menjadi penyebab utama angin duduk? Dalam perspektif medis, angin duduk berkaitan erat dengan masalah aliran darah ke jantung. Penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah koroner sering kali menjadi faktor utama yang memicu kondisi ini.
-
Apa gejala utama dari angin duduk? Gejala utama dari angin duduk adalah rasa nyeri atau tekanan di dada yang bisa menjalar ke bahu, leher, atau rahang.
-
Apa itu angin duduk? Angin duduk, atau yang lebih dikenal sebagai angina pectoris, adalah kondisi medis yang menyebabkan nyeri dada akibat kurangnya pasokan darah dan oksigen ke jantung.
-
Apa yang dimaksud dengan angin duduk? Angin duduk, yang dalam istilah medis disebut angina pectoris, merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan nyeri di daerah dada yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke otot jantung.
-
Kenapa angin duduk berbahaya? Di kalangan masyarakat, angin duduk dikenal sebagai kondisi yang berbahaya dan dapat muncul secara tiba-tiba, ditandai dengan nyeri dada yang hebat dan dapat menyebar ke lengan, rahang, atau punggung.
Namun, secara klinis, angin duduk merujuk pada kondisi di mana otot jantung tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup akibat penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan jantung kekurangan oksigen, yang berujung pada nyeri dada yang khas.
Perbedaan Angin Duduk dan Masuk Angin
Masuk Angin adalah istilah umum yang digunakan di Indonesia untuk menggambarkan kondisi ketidaknyamanan tubuh yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus, seperti rhinovirus, yang menyebabkan gejala seperti meriang, kembung, dan mual. Masuk angin tidak dianggap sebagai kondisi medis yang serius dan biasanya dapat diatasi dengan istirahat dan perawatan sederhana.
Sebaliknya, angin duduk atau angina pektoris adalah kondisi medis yang lebih serius, di mana nyeri dada terjadi akibat otot jantung tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Hal ini disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah koroner, yang mengalirkan darah ke jantung. Gejala angin duduk termasuk nyeri dada yang dapat menjalar ke lengan, leher, rahang, dan punggung, serta sesak napas, pusing, dan keringat berlebihan.
Hubungan Antara Angin Duduk dan Masuk Angin
Penyebab Angin Duduk
Dilansir dari EMC, dr. Kabul Priyantoro, Sp.JP (K), FIHA, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS EMC Cikarang, mengatakan bahwa jantung memerlukan pasokan darah yang cukup untuk berfungsi dengan baik. Dua pembuluh besar yang disebut pembuluh koroner bertugas untuk mengalirkan darah ke otot jantung. Penyebab utama angin duduk adalah adanya penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh koroner tersebut. Penyempitan ini sering kali disebabkan oleh penumpukan lemak atau plak yang dikenal sebagai aterosklerosis.
Terdapat beberapa jenis angin duduk yang perlu diketahui:
Angina Stabil: Biasanya dipicu oleh aktivitas fisik, seperti olahraga. Ketika berolahraga, jantung membutuhkan lebih banyak oksigen, dan jika terdapat penyumbatan pada pembuluh koroner, kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi. Selain aktivitas fisik, merokok, stres, makan berlebihan, dan cuaca dingin juga dapat memicu angina stabil.
Angina Tidak Stabil: Kondisi ini terjadi ketika terdapat timbunan lemak atau pembekuan darah yang menghalangi aliran darah ke jantung. Meskipun pengidap telah beristirahat atau mengonsumsi obat, nyeri dada tetap dapat muncul. Jika tidak ditangani, angina tidak stabil dapat berkembang menjadi serangan jantung.
Angina Varian (Prinzmetal): Ini adalah kondisi di mana arteri jantung menyempit sementara akibat spasme. Angina varian dapat terjadi bahkan saat seseorang sedang beristirahat. Gejala yang ditimbulkan dapat diredakan dengan obat-obatan.
Gejala Angin Duduk
Pengidap angin duduk sering mengalami gejala yang beragam, antara lain:
- Nyeri dada yang dapat menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, dan punggung.
- Dada terasa terhimpit atau tertekan.
- Sesak napas.
- Kelelahan.
- Mual dan pusing.
- Keringat berlebihan.
- Rasa gelisah.
- Pingsan.
Diagnosis Angin Duduk
Untuk mendiagnosis angin duduk, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat gejala yang dialami. Beberapa pemeriksaan tambahan yang mungkin dilakukan meliputi:
- Elektrokardiogram (EKG): Untuk melihat adanya gangguan aliran darah.
- Tes Ketahanan Jantung: Mengukur daya tahan jantung saat beraktivitas.
- Skintigrafi Jantung: Menilai aliran darah dalam pembuluh darah.
- Angiografi Pembuluh Darah Koroner: Untuk mengetahui adanya penyumbatan pada pembuluh darah koroner.
- Pemeriksaan Darah: Mengukur kadar enzim jantung untuk mendeteksi kerusakan.
- X-ray Dada: Untuk mengevaluasi kondisi jantung.
- CT Scan Jantung: Mengetahui tingkat penyempitan pada pembuluh jantung.
Pencegahan Angin Duduk
Pencegahan angin duduk dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
- Berolahraga secara teratur.
- Mengonsumsi makanan sehat yang baik untuk jantung.
- Menghindari makanan yang berbahaya bagi kesehatan jantung.
- Menjaga berat badan ideal.
- Membatasi konsumsi alkohol.
- Berhenti merokok.
Meskipun banyak mitos yang mengaitkan angin duduk dengan "masuk angin", penting untuk memahami bahwa angin duduk adalah kondisi medis serius yang memerlukan perhatian. Mengabaikan gejala angin duduk dapat berakibat fatal, termasuk risiko serangan jantung.