Sempat Jadi Imam Tarawih, Kakek di Tambora Positif Covid-19
Dia menuturkan, celakanya kakek itu tetap beraktivitas seperti biasa di luar rumah. Bahkan menolak untuk dirujuk ke RS Wisma Atlet Kemayoran.
20 jemaah di musala Baitul Muslimin berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) setelah berinteraksi dengan seorang kakek terkonfirmasi positif Covid-19. Kakek itu sempat menjadi imam pada salat tarawih Sabtu (9/5) malam.
Camat Tambora, Bambang Sutama mengatakan, kakek itu tertular Covid-19 dari cucunya.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
"Cucunya waktu itu menjalani rapid test sekaligus tes swab di Puskesmas. Hasilnya menunjukkan positif Covid-19. Kakek dan istrinya kemudian ikut melakukan tes serupa pada hari jumat diketahui hasilnya positif," katanya saat dikonfirmasi, Senin (11/5).
Dia menuturkan, celakanya kakek itu tetap beraktivitas seperti biasa di luar rumah. Bahkan menolak untuk dirujuk ke RS Wisma Atlet Kemayoran.
"Dia (kakek) menyampaikan 'saya tidak kena Covid-19 tapi gejala typus. Nah malemnya masih mimpin salat tarawih," tegasnya.
Bambang mengatakan, tak kehabisan akal membujuk satu keluarga itu agar mau menjalani perawatan di rumah sakit. Akhirnya pada Minggu kemarin kakek dan istrinya bersedia dibawa ke Rumah Sakit Tarakan.
Selain itu, Bambang menerangkan, pihaknya juga menelusuri ke orang yang pernah kontak langsung dengan pasien. Pihaknya menemukan setidaknya ada 28 orang. 20 diantaranya adalah jemaah ikut tarawih bersama kakek tersebut.
"Sekitar 28 orang kami bawa ke puskesmas dan kita lakukan swab. Sekarang tinggal tunggu hasilnya," jelasnya.
Sementara itu, kini ke 28 orang itu menjalani karantina mandiri dirumahnya masing-masing sambil menunggu hasil tes swab. Bambang berharap seluruhnya negatif Covid-19.
"Mudah-mudahan hasilnya negatif," tutup Bambang.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Doni Monardo: Kasus Positif Corona di DKI Turun 11 Persen Setelah Satu Bulan PSBB
Pemerintah Jokowi Resmi Ajukan Perubahan Susunan Anggaran di APBN 2020 ke DPR
Gubernur NTT Klaim Temukan Obat Tradisional Penawar Covid-19
Gugus Tugas: Tren Kasus Positif Covid-19 Meningkat Karena Test Semakin Masif
Perawat di New York Curi Kartu Kredit Pasien Covid-19 untuk Beli Gas dan Makanan
Rumah Sakit Pasien Covid-19 Terbakar di Moskow, Ratusan Orang Dievakuasi dan 1 Tewas