Masjid Tua di Kebumen Ini Hanya Ditopang Satu Tiang, Begini Penampakannya
Sudah berdiri sejak tahun 1722 tiang penyangga masih terjaga keasliannya hingga sekarang.
Sudah berdiri sejak tahun 1722 tiang penyangga masih terjaga keasliannya hingga sekarang.
Masjid Tua di Kebumen Ini Hanya Ditopang Satu Tiang, Begini Penampakannya
Di Desa Pekuncen, Kecamatan Sempor, Kebumen, ada sebuah masjid bersejarah yang unik. Bangunan masjid itu hanya ditopang satu tiang penyangga.
Walau begitu, bangunan itu tetap kokoh berdiri. Padahal konon masjid itu adalah yang tertua di Kabupaten Kebumen.
Lantas seperti apa sejarah masjid itu?
-
Dimana Masjid Saka Tunggal berada? Masjid Saka Tunggal merupakan salah satu masjid tua di Banyumas.
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi kepungan di Masjid Saka Tunggal? Dilansir dari Liputan6.com, memasuki 10 hari terakhir Bulan Ramadan, atau malam likuran mulai dari selikur (malam 21), relikur (malam 23), selawe (malam 25), dan seterusnya ada tradisi lain yaitu kepungan.
-
Apa yang unik dari masjid tertua ini? 'Yang unik di masjid ini adalah berkembangnya keramik abad ke-7 di situs tersebut, menjadikannya salah satu masjid paling awal di dunia.'
-
Apa keunikan Masjid Langgar Tinggi Pekojan? Bergaya Kuno, Begini Asal Usul Masjid Langgar Tinggi Pekojan yang Dulu Dibangun oleh Saudagar Yaman Masjid ini dulunya dibangun oleh saudagar asal Yaman. Begini kisahnya Balkon kayu kuno dan pilar beton lawas menghiasi sisi samping Masjid Langgar Tinggi di Pekojan, Kecamatan Tambora, Kota Jakarta Barat. Gaya keseluruhan bangunan khas tradisional era kolonial, dengan perpaduan berbagai negara.
-
Dimana masjid tertua ini berada? Tim Arkeolog Israel menemukan sebuah masjid kuno langka di Kota Rahat, Badui Negev, Israel.
-
Apa yang unik dari masjid di Tuban ini? Masjid sekaligus pondok pesantren di Kabupaten Tuban, Jawa Timur ini terbilang unik. Jika biasanya pesantren didirikan di atas tanah, pesantren ini justru dibangun di bawah tanah seperti gua.
Karena hanya tersusun dari satu tiang penyangga, tempat ibadah itu dinamakan Masjid Saka Tunggal. Dilansir dari Kebumenkab.go.id, masjid itu didirikan pada tahun 1722 oleh Bupati Kendurenan, putra Adipati Mangkuprojo, seorang Wrongko Dalem Keraton Kartasuro.
Berdirinya Masjid Soko Tunggal tak bisa lepas dari sosok Adipati Mangkuprojo. Pada era 1700, Mangkuprojo merupakan tokoh yang gigih melawan penjajah. Karena terdesak ia kemudian melarikan diri dan memilih bergerilya di daerah Pekuncen.
Selain bergerilya, Adipati Mangkuprojo juga giat menyiarkan ajaran Islam. Ia wafat pada tahun 1719.
Sebelum meninggal, Adipati Mangkuprojo berwasiat pada putranya untuk dimakamkan di Pekuncen.
Untuk memperingati 1.000 hari meninggalnya Adipati, didirikanlah masjid tersebut. Konon kerangka masjid disusun di Keraton Kartasura, kemudian baru dibawa ke Pekuncen dengan berjalan kaki.
Kerangka masjid terdiri dari satu batang saka dan empat buah danyang atau skur. Kerangka tersebut dibawa dari Keraton Kartasuro menuju Pakuncen dengan berjalan kaki.
Saka Tunggal sebagai penopang utama bangunan ini berbentuk segi empat dengan ukuran 30x30 cm. Saka itu tingginya 4 meter. Di ujung atas tiang penyangga tersebut terdapat empat batang kayu melintang sebagai penyangga utama bangunan masjid tersebut.
Di tengah-tengah saka terdapat empat skur untuk menyangga kayu-kayu yang ada di atasnya. Kayu yang digunakan sebagai saka menggunakan kayu jati pilihan. Selain saka tersebut, bangunan lain di masjid tersebut telah direnovasi.
Pada awal pendiriannya, atap masjid dibuat menggunakan ijuk dan dindingnya menggunakan tabak bambu.
Kurang lebih seabad kemudian, tahun 1822 dilaksanakan rehab bangunan atap di mana ijuk diganti dengan genteng. Tapi dindingnya masih menggunakan tabak bambu.
Baru kemudian di tahun 1922, dinding bambu diganti dengan bangunan tembok batu bata. Kini bangunan tersebut ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi.
Menurut Imam Masjid Saka Tunggal, M. Jafar, saka Tunggal melambangkan keesaan Allah SWT sebagai sang pencipta Tunggal alam semesta. Makna itu diejawantahkan yaitu Masjid Soko Tunggal sebagai tempat untuk meyakini bahwa Allah itu Tunggal atau Esa.