Dulunya Tempat Pembuangan Sampah, Ini Potret Megah Masjid Bawah Tanah di Tuban
Banyak santrinya merupakan mantan penjahat dan pecandu narkoba.
Banyak santrinya merupakan mantan penjahat dan pecandu narkoba.
Kisah ini bermula saat Kiai Subkhan Al Mubarok mendapatkan wangsit dari sesepuh agar mencari guanya wali. Tak hanya mencari gua, ia bahkan diperintahkan mendirikan pesantren di dalamnya. Setelah sekitar tiga tahun berdoa dan berusaha, Kiai Subkhan mendapatkan petunjuk bahwa gua itu berada di Tuban. Ia pun lantas membeli tanah tersebut. Saat itu, kawasan tersebut berupa semak belukar dan sangat kotor. Sudah 15 tahun Pemkab Tuban menjadikan kawasan tersebut sebagai tempat pembuangan sampah.
Kiai Subkhan dibantu 38 santri pertamanya bekerja keras membersihkan gua. Setelah 1,5 tahun, akhirnya gua tersebut bisa ditempati. Kiai Subkhan menjadikan gua tersebut sebagai Pesantren Perut Bumi Almagribi. Ia juga membangun masjid di dalam gua yang diberi nama Masjid Ashabul Kahfi Perut Bumi. Konstruksi bangunan dirancang sedemikian rupa sehingga membuat pesantren dan masjid di dalam gua ini menjadi nyaman digunakan untuk beribadah.
Lubang gua di lahan perbukitan kapur ini dulunya tempat pembuangan sampah. Kini, jadi bangunan megah yang dikenal dengan nama Masjid Ashabul Kahfi Perut Bumi. Masjid dan pondok pesantren yang didirikan oleh Kiai Subkhan Al Mubarok pada tahun 2002 silam ini menempati lahan seluas 3 hektare. Mengutip situs opop.jatimprov.go.id, kompleks pesantren dan masjid ini dilengkapi berbagai fasilitas dakwah dan mengaji.
Masjid ini tampak estetik dan unik. Keberadaannya di dalam gua tidak membatasi seni arsitekturnya. Stalaktit yang menggantung di langit-langit gua berpadu dengan pilar-pilar megah konstruksi masjid. Cahaya temaram di dalam masjid juga menjadi pesona tersendiri.
Mengutip situs disbudporapar.tubankab.go.id, masjid ini dipenuhi ukiran kaligrafi berbahan marmer. Selain masjid, bangunan yang menjadi kamar santri dan ruang pertemuan juga dihiasi ukiran kaligrafi berbahan marmer.
Masjid ini juga menyimpan sejumlah situs peninggalan ulama terdahulu. Di antaranya petilasan Syekh Maulana Al Maghribi, tempat pertapaan Singo Joyo dan Putri Ayu Sendang Harjo.
Santri yang menimba ilmu di sini tidak hanya berasal dari Tuban, tetapi dari berbagai daerah lain seperti Nganjuk, Bojonegoro, Lamongan, Lampung, dan lain sebagainya. Mengutip Liputan6.com, banyak santri Pondok Pesantren Perut Bumi Al Maghribi merupakan mantan penjahat dan pecandu narkoba.
Pasca bencana banjir bandang yang menerjang Kabupaten Agam, Sumatera Barat sebuah masjid nampak berdiri sendiri di antara puing-puing bangunan lainnya.
Baca SelengkapnyaMasjid yang ada di tengah kota ini punya ciri khas unik.
Baca SelengkapnyaMasjid kecil ini saksi perjuangan dakwah Sunan Bonang.
Baca SelengkapnyaBerikut potret suasana Masjidil Haram Makkah di tahun 1956.
Baca SelengkapnyaMasjid Al-Muhadjirin di Balikbang Gunung, Desa Gunung Teguh, Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean ambruk akibat gempa Tuban.
Baca SelengkapnyaPada awal pendiriannya, masjid ini hanya diperuntukkan keluarga keraton.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya dibangun oleh saudagar asal Yaman. Begini kisahnya
Baca SelengkapnyaOki Setiana Dewi diketahui sedang mengantar jamaah Umrah ke Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaBegini sejarah Masjid Ats Tsauroh Serang yang bergaya pendopo kuno
Baca Selengkapnya