Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah Surau Gadang, Warisan Peninggalan Syekh Burhanuddin saat Penyebaran Islam di Sumbar

<b>Sejarah Surau Gadang, Warisan Peninggalan Syekh Burhanuddin saat Penyebaran Islam di Sumbar</b><br>

Sejarah Surau Gadang, Warisan Peninggalan Syekh Burhanuddin saat Penyebaran Islam di Sumbar

Tanah Minang memiliki banyak peninggalan sejarah yang menjadi saksi perjuangan para ulama besar dalam menyebarkan ajaran agama Islam di sana.

Masyarakat Minang pasti sudah tidak asing lagi dengan kata Surau. Dalam sejarah pendidikan Islam di Minangkabau, Surau sangat berperan penting dalam proses penyebaran ajaran-ajaran Islam jauh sebelum adanya metode pendidikan modern yang berbasis Madrasah.

Banyak tokoh-tokoh ulama besar Minangkabau yang mungkin menghabiskan separuh hidupnya di Surau. Salah satunya Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Syekh Thahir Jalaluddin, dan masih banyak lagi. (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Kehadiran Surau saat era kolonial Belanda kerap disebut sebagai Indische Scholen (sekolah orang Melayu) atau Godstientscholen (sekolah agama). Bahkan, Surau sendiri menjadi lembaga yang cukup maju pada saat itu hingga orang-orang Belanda pun ikut ambil bagian dalam aktivitas Surau.

Salah satu peninggalan Surau yang ada di Tanah Minang yaitu Surau Gadang. Tempat ini merupakan warisan dari Syekh Burhanuddin yang kini masih dapat ditemukan keberadaannya.

Siapa Syekh Burhanuddin?

Melansir dari situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, sebelum membahas Surau Gadang, mari menengok sebentar sosok Syekh Burhanuddin. Ia dikenal dengan nama Burhanuddin Ulakan Pariaman atau disebut juga dengan Syekh Burhanuddin Ulakan.

Ia lahir di Sintuk, Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 1646 dan wafat pada 20 Juni 1704. Syekh Burhanuddin adalah ulama yang cukup berpengaruh di Minangkabau terutama dalam menyebarkan ajaran Islam di wilayah Kerajaan Pagaruyung.

Selain menyebarkan ajaran Islam, Syekh Burhanuddin rupanya salah satu tokoh Islam yang ikut andil dalam melawan penjajah Belanda. Ia juga dikenal sebagai ulama sufi pengamal (Mursyid) Tarekat Sathariyah.

Berdirinya Surau Gadang

Setelah Syekh Burhanuddin menuntut ilmu di Aceh, ia kembali ke tanah kelahirannya dan menyebarkan ajaran Islam di sana. Tahun 1680, ia kembali ke Urakan untuk mendirikan Surau di Tanjung Medan.

Di Surau ini beberapa aktivitas keagamaan dilakukan, mulai dari salat lima waktu, mempelajari ilmu agama, musyawarah, berdakwah, hingga kesenian dan belajar ilmu bela diri. Seiring berjalannya waktu, Surau ini berkembang pesat dan menjadi pondok pesantren.

Karena menganut paham Shyatariah, Surau Syech Burhanuddin dikenal sebagai pusat Thareqat Satharyah. Adapun ulama besar yang pernah belajar di Surau ini yaitu Tuanku Koto di Nagari Ampek Angkek Luhak Agam yang merupakan guru dari Tuanku Imam Bonjol.

Bangunan Terbuat dari Kayu

Bangunan Surau ini bentuknya persegi yang terbuat dari kayu dan memiliki kolong setinggi 1,2 meter artinya bangunan ini memiliki tiang-tiang seperti rumah panggung. Atapnya pun juga terbilang unik terutama atap ketiga yang berbentuk seperti gonjong.

Kemudian, pintunya memiliki dua buah daun pintu yang masing-masing lebarnya 1,4 meter dan tinggi 2 meter. Lantai dan dindingnya murni terbuat dari kayu yang telah mengalami pergantian beberapa kali.

Surau ini memiliki 16 buah jendela, 5 di sebelah Utara, 2 di sebelah Barat, 5 di sebelah Selatan, dan 4 buah lagi berada di sebelah Timur. Plafonnya pun juga seluruhnya terbuat dari kayu yang dibagian tengahnya terdapat anyaman kelapa yang berfungsi sebagai penampung kotoran burung.

Di dalam Surau, tepatnya di sisi Barat terdapat Mihrab Surau yang menonjol keluar. Mihrab ini berbentuk persegi panjang dan memiliki tiga buah jendela di sisi Barat.

Sejarah Pesantren NU Tertua di Pulau Sumatera, Didirikan oleh Ulama Tersohor Berdarah Batak
Sejarah Pesantren NU Tertua di Pulau Sumatera, Didirikan oleh Ulama Tersohor Berdarah Batak

Bukan hanya di Pulau Jawa saja, pondok pesantren juga berdiri di Pulau Sumatera yang usianya sudah lebih dari ratusan tahun.

Baca Selengkapnya
Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan
Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan

Suku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.

Baca Selengkapnya
Sejarah Perang Badar: Penyebab, Tokoh yang Terlibat dan Dampaknya
Sejarah Perang Badar: Penyebab, Tokoh yang Terlibat dan Dampaknya

Perang Badar merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan tahun 2 H (13 Maret 624 M) di kota Badar.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sejarah Kaum Tsamud, Penyembah Berhala yang Diazab oleh Allah SWT
Sejarah Kaum Tsamud, Penyembah Berhala yang Diazab oleh Allah SWT

Kaum Tsamud adalah suatu masyarakat yang hidup setelah kaum Ad, yang juga disebutkan dalam Al-Qur'an.

Baca Selengkapnya
Sejarah Kabupaten Kuningan, Salah Satu Daerah Tertua di Jawa Barat yang Sudah Ditinggali sejak 3500 SM
Sejarah Kabupaten Kuningan, Salah Satu Daerah Tertua di Jawa Barat yang Sudah Ditinggali sejak 3500 SM

Dulunya Kuningan merupakan wilayah permukiman dan kerajaan.

Baca Selengkapnya
Sejarah Kampung Mualaf Blitar, Dulu Ada Empat Agama Berbeda Warga Hidup Rukun dan Damai
Sejarah Kampung Mualaf Blitar, Dulu Ada Empat Agama Berbeda Warga Hidup Rukun dan Damai

Seiring berjalannya waktu, banyak penduduk non-musilm yang pindah agama Islam

Baca Selengkapnya
Mengulik Sejarah Masjid Shiratal Mustaqiem, Masjid Tertua di Kota Samarinda yang Sudah Berdiri Sejak Tahun 1881
Mengulik Sejarah Masjid Shiratal Mustaqiem, Masjid Tertua di Kota Samarinda yang Sudah Berdiri Sejak Tahun 1881

Mengingat usianya yang begitu tua, masjid ini punya sejarah yang panjang

Baca Selengkapnya
Sejarah Masjid Al-Mahmudiyah Suro, Masjid Tertua di Palembang yang Punya Tradisi Unik
Sejarah Masjid Al-Mahmudiyah Suro, Masjid Tertua di Palembang yang Punya Tradisi Unik

Masjid yang konon sudah berusia lebih dari satu abad ini memiliki nuansa Melayu yang begitu kental serta tradisi unik.

Baca Selengkapnya
Tuanku Nan Renceh, Tokoh Islam Generasi Pertama yang Menyerukan Gerakan Paderi
Tuanku Nan Renceh, Tokoh Islam Generasi Pertama yang Menyerukan Gerakan Paderi

Sosok ulama dari Tanah Minangkabau ini begitu taat dalam menegakkan ajaran-ajaran Islam dan memicu adanya gerakan Paderi.

Baca Selengkapnya