Gaya Bangunan Ciri Khas Minang, Ini Fakta Bangunan Masjid Raya Sumatera Barat
Fakta Masjid Raya Sumatera Barat yang menelan dana yang mahal dan proses pembangunan yang lama.
Bangunan masjid ini memakan waktu pembangunan yang cukup lama lantaran terbatasnya anggaran yang dimiliki pemerintah daerah.
Gaya Bangunan Ciri Khas Minang, Ini Fakta Bangunan Masjid Raya Sumatera Barat
Masjid Raya Sumatra Barat atau dikenal Masjid Mahligai Minang ini dinobatkan sebagai salah satu masjid terbesar yang ada di Indonesia. Terletak di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, pembangunan masjid ini berlangsung cukup lama.
Masjid kebanggaan warga Sumatra Barat ini memiliki ciri khas dari segi arsitekturnya yang cenderung mirip bahkan sama dengan rumah tradisional Minang, yaitu Rumah Gadang.
-
Bagaimana arsitektur Masjid Agung Palembang dirancang? Pembangunan Masjid Agung Palembang ini dulunya dirancang oleh seorang arsitek dari Eropa. Unsur-unsur arsitektur yang tersemat di bangunan ini dipadukan dari Nusantara, Eropa, dan Cina.
-
Apa yang unik dari arsitektur Masjid Agung Bangkalan? Adapun ciri arsitektural masjid yang masih dipertahankan yakni atap tumpang dua.
-
Apa ciri khas arsitektur Masjid Kemayoran? Mengutip Liputan6.com, gaya arsitektur khas Tionghoa. Masjid Kemayoran mempunyai satu menara yang digunakan muazin untuk mengumandangkan azan.
-
Apa keunikan dari Masjid Merah Kedung Menjangan? Masjid Kedung Menjangan juga dikenal sebagai masjid merah, selalui Masjid Sang Cipta Rasa yang sudah lebih dulu ada. Masjid Kedung Menjangan jadi salah satu destinasi religi yang menarik di Kota Cirebon. Rumah ibadah umat Islam ini memiliki tiga identitas budaya yang tampak yakni Cirebon, Tiongkok dan Kudus, Jawa Tengah.
-
Apa ciri khas Masjid Manonjaya? Mengutip Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, ciri khas Masjid Manonjaya adalah dari bentuknya. Desainnya masih bergaya Belanda ala abad ke-19, dengan dua menara kubah di sisi kanan dan kirinya.
-
Apa keunikan masjid At-Tin di Sukabumi? Sebuah masjid di Sukabumi bernama At-Tin memiliki konsep unik dalam menyambut para jemaahnya. Masjid tersebut menggunakan konsep coffee shop untuk menarik anak muda agar betah berlama-lama di masjid. Setiap jemaah yang hadir, akan diberikan pelayanan yang maksimal, mulai dari kudapan, hingga kopi yang dibuat oleh barista yang terlatih.
Tak hanya menjadi rumah ibadah, masjid ini juga patut menjadi tujuan destinasi wisata religi bagi umat agama Islam. Penasaran dengan pesona masjid ini? Simak fakta-faktanya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Luas 4 Hektare
Pada tahap pembangunan, masjid ini rupanya berdiri di atas tanah yang cukup luas, yaitu kurang lebih sekitar 40.000 meter persegi. Masjid ini mampu menampung sekitar 20.000 jemaah yang terbagi dalam dua lantai yang berbeda.
Untuk lantai dasar, masjid ini bisa diisi sebanyak 15.000 jemaah dan selebihnya dibagi dalam lantai dua beserta lantai tiga. Diketahui, luas bangunan masjid ini juga tergolong luas dan megah, yaitu mencapai 18.000 meter persegi.
Luasnya lahan masjid ini, ada beberapa spot yang dimanfaatkan untuk pelataran, tempat parkir, taman, dan tempat evakuasi apabila terjadi bencana Tsunami.
Tahap Pengerjaan yang Panjang
Proses pembangunan masjid ini berlangsung sangat lama. Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
(Foto: padang.go.id)
Proses pembangunan masjid ini berlangsung sangat lama. Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
Pada tahap kedua, dilanjutkan dengan mengerjakan ruang salat dan tempat wudu pada tahun 2010. Tahap ketiga, pengerjaan keramik maupun eksterior masjid yang dihiasi dengan kaligrafi.
Pada tahap keempat yang dikerjakan dengan sistem kontrak tahun jamak, proyek ini menyelesaikan bagian ramp, dan teras.
Habiskan Dana Ratusan Miliar
Setiap pembangunan infrastruktur yang megah pastinya memakan biaya yang tidak sedikit. Pada tiga tahap pertama pembangunan masjid ini, telah menelan biaya sebesar Rp103,871 miliar, Rp15.288 miliar, dan 31 miliar yang bersumber dari dana APBD.
Pada tahap keempat pembangunan, masjid ini kembali menelan biaya yang tidak sedikit, yakni sebesar Rp25,5 miliar.
Saking menelan biaya yang mahal, pembangunan masjid ini sempat terhenti pada tahun 2013 karena kurangnya anggaran dari provinsi.
Meminta Sumbangan
Dengan batasnya dana, panitia pembangunan masjid ini sampai menghimpun sumbangan masyarakat untuk membantu pembangunan masjid. Mereka berupaya menjalin kerja sama dengan pihak swasta dan negara Timur Tengah untuk mengumpulkan dana.
Hingga sampai pada tahun 2009, Kerajaan Arab Saudi saat itu mengirimkan bantuan untuk membangun masjid tersebut. Mereka memberikan dana sekitar 50 juta dolar AS.
Namun sayang, pemberian dana dari Kerajaan Arab ini bertepatan dengan bencana gempa bumi. Maka dari itu, seluruh dana tersebut justru dialihkan untuk keperluan rekonstruksi dan rehabilitasi.
Arsitektur Unik
Mengutip situs resmi padang.go.id, arsitektur masjid ini adalah hasil rancangan dari Rizal Muslimin yang dinobatkan menjadi pemenang sayembara desain Masjid Raya Sumatera Barat yang diikuti 323 arsitek dari berbagai negara.
(Foto: wikipedia)
Secara umum, gaya arsitektur yang tersemat dibangunan ini sangat unik, yaitu mirip dengan bentuk bangunan rumah adat tradisional Minang, yaitu rumah Gadang yang berbentuk Gonjong.
Tak hanya itu, di beberapa sudut bangunan juga terdapat ukiran-ukiran minang sekaligus kaligrafi di bagian dinding luar masjid. Keunikan lainnya, arsitektur ini juga menggambarkan kejadian peletakan Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang dibawa oleh 4 orang di Kota Mekkah di setiap sudutnya.