Dua Pekan Serangan, Israel Sudah Hancurkan 31 Masjid di Gaza
Serangan-serangan udara Israel di Gaza, juga menghantam sebuah Gereja Ortodoks Yunani di Gaza.
Serangan udara Israel di Jalur Gaza, Palestina kemarin menghancurkan lima masjid lagi.
Dua Pekan Serangan, Israel Sudah Hancurkan 31 Masjid di Gaza
Jumlah total masjid yang dihancurkan Israel mencapai 31 masjid sejak awal mula serangan udara Israel ke Gaza pada 7 Oktober. Demikian diumumkan oleh Kementerian Wakaf dan Urusan Keagamaan yang berbasis di Gaza.
"Jumlah masjid yang hancur total sejak awal serangan Israel terhadap Gaza telah meningkat menjadi 31," demikian pernyataan Kementerian tersebut kemarin, seperti dilansir laman Daily Sabah, Senin (22/10).
Pada Sabtu, kementerian tersebut juga menyoroti serangan udara Israel terhadap beberapa bangunan sipil seperti markas besar kementerian, stasiun radio Quran milik kementerian, dan sebuah gereja.
Sepuluh pegawai dari Kementerian juga tewas akibat serangan udara Israel belakangan.
Serangan-serangan udara Israel di Gaza, juga menghantam sebuah Gereja Ortodoks Yunani di Gaza.
Gereja Santo Porfirius, salah satu gereja tertua di Gaza, terletak di daerah Zeitoun di selatan Gaza, hanya 250 meter dari Rumah Sakit Al-Ahli Baptist, yang menjadi sasaran serangan udara 17 Oktober dan menewaskan ratusan orang.
Serangan terbaru Israel ke Gaza dimulai ketika kelompok militan Palestina Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa, sebuah serangan mendadak yang melibatkan rentetan peluncuran roket dan penyusupan ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Mereka mengatakan serangan itu sebagai balasan atas serbuan ke Masjid Al-Aqsa dan kekerasan yang meningkat oleh pemukim Israel.
Kemudian, militer Israel melancarkan Operasi Pedang Besi ke Jalur Gaza yang banyak menewaskan warga sipil.
Setidaknya 4.385 warga Palestina, termasuk 1.756 anak-anak dan 1.000 perempuan, tewas dalam serangan Israel di Gaza, sementara jumlah korban di Israel mencapai lebih dari 1.400 orang.
Pada Sabtu, konvoi bantuan kemanusiaan mulai memasuki Jalur Gaza dari Mesir. Ini merupakan pengiriman bantuan pertama ke Gaza sejak konflik bersenjata pecah antara Israel dan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.Gaza tengah mengalami krisis kemanusiaan yang serius, tanpa pasokan listrik, sementara air, makanan, bahan bakar, dan persediaan medis menipis, bahkan hampir habis.