FOTO: Penampakan Masjid Megah di Jalur Gaza Hancur Lebur Dibombardir Israel
Sebuah masjid megah bernama Khalid bin Walid di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Palestina, hancur lebur dalam serangan udara terbaru Israel.
Sebuah masjid megah bernama Khalid bin Walid di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Palestina, hancur lebur dalam serangan udara terbaru Israel.
FOTO: Penampakan Masjid Megah di Jalur Gaza Hancur Lebur Dibombardir Israel
Sebuah masjid megah bernama Khalid bin Walid di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Palestina, hancur lebur dalam serangan udara terbaru Israel pada Rabu (8/11/2023). Masjid Khalid bin Walid menjadi salah satu dari ratusan tempat ibadah yang dihancurkan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Sebelum hancur dirudal Israel, bangunan Masjid Khalid bin Walid tampak begitu megah. Mahmud Hams / AFP
Bangunan masjid ini ditopang beberapa pilar yang kokoh. Sementara, di atasnya terdapat sebuah kubah berukuran cukup besar dan kubah kubah kecil di masing-masing sudut bangunan. Mahmud Hams / AFP
Masjid Khalid bin Walid menjadi salah satu masjid megah yang dikagumi warga Jalur Gaza. Mahmud Hams / AFP
Namun, serangan udara Israel pada Rabu (8/11) telah membuat Masjid Khalid bin Walid hancur lebur. Bangunan megah itu kini tampak rata dengan tanah. Mahmud Hams / AFP
Kantor Media di Gaza melaporkan pada Senin (6/11/2023), sebanyak 192 masjid di Jalur Gaza rusak hingga hancur parah akibat serangan Israel.
"Termasuk di antaranya 56 masjid yang hancur total. Selain itu, serangan juga menargetkan tiga gereja," kata juru bicara Salama Marouf dalam sebuah konferensi pers di Kota Gaza. Mahmud Hams / AFP
Sebagaimana dilansir Reuters, pejabat Palestina pada Kamis (9/11) mengatakan, bahwa sebanyak 10.812 warga Palestina di Jalur Gaza telah meninggal dunia akibat serangan Israel. Sementar,a lebih dari 4.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Mahmud Hams / AFP
Sementara, persediaan dasar seperti makan, minum, obat-obatan hingga bahan bakar di daerah yang terkepung itu hampir habis ketika Israel terus melancarkan pemboman tanpa henti. Mahmud Hams / AFP