Israel Serang Gereja Tertua di Gaza, Sejumlah Pengungsi yang Berlindung di Dalamnya Terbunuh
Setelah menyerang rumah sakit Kristen, Baptis Al-Ahli, Israel kembali menyerang sebuah gereja tertua di Gaza di mana para pengungsi berlindung.
Israel Serang Gereja Tertua di Gaza, Sejumlah Pengungsi yang Berlindung di Dalamnya Terbunuh
Serangan udara pasukan Israel menargetkan sebuah gereja tertua di Jalur Gaza pada Kamis (19/10) malam. Gereja ini menampung banyak pengungsi.
Sumber: Al Arabiya
Kementerian Dalam Negeri yang dikendalikan oleh Hamas melaporkan, sejumlah warga yang mengungsi di dalam gereja tewas dan terluka dalam serangan terbaru pasukan penjajah Israel tersebut.
Sumber: Al Arabiya
Kementerian tersebut menyampaikan, serangan itu menyebabkan “sejumlah besar orang syahid dan terluka” di kompleks Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius.
Foto: AFP
Dari laporan yang diterima, tampaknya serangan tersebut ditujukan ke sasaran yang berdekatan dengan tempat ibadah tersebut.
Ketika dihubungi AFP, tentara Israel menyatakan mereka sedang memeriksa laporan mengenai serangan tersebut.
Saksi mata yang berada di lokasi menggambarkan dampak serangan ini, termasuk kerusakan pada bagian depan gereja dan runtuhnya bangunan yang berdekatan. Banyak orang yang terluka akibat serangan tersebut telah dievakuasi ke rumah sakit setempat.
Gereja Santo Porfirius, yang terletak di kawasan bersejarah kota Gaza, adalah gereja tertua yang masih digunakan hingga saat ini.
Sumber: Al Arabiya
Gereja ini terletak tidak jauh dari Rumah Sakit Arab Al-Ahli, tempat terjadinya serangan Israel pada hari Selasa yang menewaskan setidaknya 471 orang menurut otoritas Hamas.
Sejak serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober ke wilayah Israel, Gaza terus dibombardir tanpa henti oleh pasukan Israel.
Menurut data dari kementerian kesehatan Hamas, sedikitnya 3.859 warga Palestina di Jalur Gaza tewas akibat serangan Israel, dengan mayoritas di antaranya adalah warga sipil yang tidak terlibat dalam konflik tersebut.
Kondisi di Gaza semakin memburuk akibat eskalasi konflik ini, dengan penduduk sipil menjadi korban terbesar. Komunitas internasional terus berupaya untuk mendorong gencatan senjata dan dialog yang berkelanjutan guna mengakhiri kekerasan dan menderita yang terjadi di wilayah tersebut.