Jangan Abaikan! ini 7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Muncul di Mata
Berikut tanda kolesterol tinggi di mata yang jangan pernah diabaikan.

Kolesterol tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan yang perlu diwaspadai. Kolesterol sendiri merupakan senyawa lemak yang diproduksi secara alami oleh tubuh dan berperan penting dalam berbagai fungsi vital.
Namun, kadar kolesterol yang berlebihan dalam darah dapat menimbulkan masalah kesehatan. Kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia didefinisikan sebagai kondisi di mana kadar kolesterol total dalam darah melebihi batas normal yaitu di atas 200 mg/dL.
Kondisi ini dapat memicu berbagai komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Ketika kadar LDL terlalu tinggi atau kadar HDL terlalu rendah, risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat.
Menariknya, gejala kolesterol tinggi tidak hanya berdampak pada jantung dan pembuluh darah, tetapi juga dapat terlihat pada mata. Apa saja tanda kolesterol tinggi di mata yang jangan pernah diabaikan?
Melansir dari berbagai sumber, Jumat (21/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Penyebab Kolesterol Tinggi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah antara lain:
- Pola makan tidak sehat: Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans secara berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL.
- Kurang aktivitas fisik: Gaya hidup sedentari berkontribusi pada peningkatan kadar kolesterol dan penurunan kadar HDL.
- Obesitas: Kelebihan berat badan dapat meningkatkan produksi kolesterol dalam tubuh.
- Faktor genetik: Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik untuk memproduksi kolesterol lebih banyak atau memiliki kesulitan dalam membuang kelebihan kolesterol.
- Usia dan jenis kelamin: Risiko kolesterol tinggi meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada pria di atas 45 tahun dan wanita di atas 55 tahun.
- Merokok: Kebiasaan merokok dapat menurunkan kadar HDL dan meningkatkan risiko penumpukan plak di pembuluh darah.
- Penyakit tertentu: Beberapa kondisi medis seperti diabetes, hipotiroidisme, dan penyakit ginjal kronis dapat mempengaruhi kadar kolesterol.
Gejala Kolesterol Tinggi pada Mata
Meskipun kolesterol tinggi sering kali tidak menimbulkan gejala yang jelas, beberapa tanda dapat diamati pada mata. Berikut adalah beberapa manifestasi kolesterol tinggi yang dapat terlihat di area mata:
1. Xanthelasma
Xanthelasma adalah deposit lemak berwarna kekuningan yang muncul di sekitar kelopak mata. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bintik atau plak kuning di area kelopak mata, baik di bagian atas maupun bawah. Xanthelasma terbentuk akibat penumpukan kolesterol di bawah kulit dan sering dikaitkan dengan kadar LDL yang tinggi.
Meskipun xanthelasma tidak mengganggu penglihatan, keberadaannya dapat mengindikasikan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi. Sekitar 50% penderita xanthelasma memiliki kadar kolesterol yang abnormal. Kondisi ini lebih umum terjadi pada wanita dan individu keturunan Asia atau Mediterania.
2. Arcus Senilis
Arcus senilis adalah lingkaran putih, biru, atau abu-abu yang muncul di sekitar kornea mata. Kondisi ini terjadi akibat kebocoran lipid ke area kornea dan sering dikaitkan dengan peningkatan kadar kolesterol, terutama pada individu di bawah usia 45 tahun.
Meskipun arcus senilis tidak mempengaruhi penglihatan secara langsung, kehadirannya pada usia muda dapat menjadi indikator risiko penyakit jantung yang lebih tinggi. Pada awalnya, arcus senilis mungkin hanya muncul di bagian atas dan bawah kornea, namun seiring waktu dapat membentuk cincin penuh di sekeliling kornea.
3. Retinal Vein Occlusion (RVO)
Oklusi vena retina atau Retinal Vein Occlusion (RVO) adalah kondisi di mana terjadi penyumbatan pada vena retina, yang dapat disebabkan oleh penumpukan plak kolesterol. RVO dapat menyebabkan gangguan aliran darah ke retina, mengakibatkan penurunan kepekaan mata terhadap cahaya.
Gejala RVO meliputi:
- Penglihatan kabur atau hilang secara tiba-tiba pada satu mata
- Floaters (titik atau garis hitam yang mengambang dalam penglihatan)
- Nyeri pada mata
RVO lebih sering terjadi pada individu berusia di atas 50 tahun dan mereka yang memiliki faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan glaukoma.
4. Plak Hollenhorst
Plak Hollenhorst adalah kondisi di mana serpihan kolesterol atau fibrin ditemukan di arteri retina. Plak ini biasanya berasal dari arteri yang lebih besar di tubuh, seperti arteri karotis. Meskipun plak Hollenhorst sendiri mungkin tidak menimbulkan gejala, keberadaannya dapat mengindikasikan risiko stroke yang lebih tinggi.
5. Katarak
Meskipun tidak secara langsung disebabkan oleh kolesterol tinggi, risiko terjadinya katarak meningkat pada individu dengan kadar kolesterol yang tinggi. Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang dapat menyebabkan penglihatan kabur dan berkurang.
6. Retinopati Diabetik
Kolesterol tinggi sering berjalan beriringan dengan diabetes. Kombinasi kedua kondisi ini dapat meningkatkan risiko retinopati diabetik, yaitu kerusakan pada pembuluh darah retina akibat kadar gula darah yang tinggi. Gejala retinopati diabetik meliputi penglihatan kabur, kesulitan melihat warna, dan dalam kasus yang parah, kehilangan penglihatan.
7. Glaukoma
Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kolesterol tinggi dan peningkatan risiko glaukoma, terutama glaukoma sudut terbuka primer. Glaukoma adalah kondisi yang menyebabkan kerusakan saraf optik dan dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan jika tidak ditangani.
Pengobatan Kolesterol Tinggi
Penanganan kolesterol tinggi bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular. Strategi pengobatan biasanya melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup dan intervensi medis:
1. Perubahan Gaya Hidup
- Pola Makan Sehat: Mengurangi konsumsi lemak jenuh dan trans, meningkatkan asupan serat, buah, dan sayuran.
- Olahraga Teratur: Minimal 30 menit aktivitas fisik sedang intensitas 5 kali seminggu.
- Pengelolaan Berat Badan: Menurunkan berat badan bagi yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
- Berhenti Merokok: Merokok dapat menurunkan kadar HDL dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Membatasi Konsumsi Alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan kadar trigliserida.
2. Terapi Farmakologis
Jika perubahan gaya hidup tidak cukup efektif, dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk menurunkan kolesterol:
- Statin: Obat utama untuk menurunkan kadar LDL dengan menghambat produksi kolesterol di hati.
- Ezetimibe: Mengurangi penyerapan kolesterol di usus.
- Bile Acid Sequestrants: Mengikat asam empedu di usus, mendorong hati untuk menggunakan lebih banyak kolesterol untuk memproduksi asam empedu baru.
- Fibrat: Terutama efektif untuk menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan HDL.
- Niacin: Vitamin B3 dalam dosis tinggi dapat membantu meningkatkan HDL dan menurunkan LDL.
- PCSK9 Inhibitors: Obat injeksi yang dapat secara signifikan menurunkan kadar LDL, terutama untuk kasus yang sulit diobati.
3. Penanganan Gejala Mata
Untuk gejala kolesterol tinggi yang muncul di mata:
- Xanthelasma: Dapat dihilangkan melalui prosedur kosmetik seperti eksisi bedah, laser, atau krioterapi. Namun, jika kadar kolesterol tidak terkontrol, xanthelasma dapat muncul kembali.
- Arcus Senilis: Tidak memerlukan pengobatan khusus, tetapi penting untuk mengendalikan kadar kolesterol untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
- Retinal Vein Occlusion: Pengobatan dapat meliputi injeksi anti-VEGF, terapi laser, atau steroid intravitreal, tergantung pada keparahan kondisi.
- Retinopati Diabetik: Pengendalian kadar gula darah dan kolesterol sangat penting. Pengobatan dapat meliputi terapi laser, injeksi anti-VEGF, atau dalam kasus parah, operasi vitrektomi.
4. Monitoring dan Tindak Lanjut
Pasien dengan kolesterol tinggi perlu menjalani pemeriksaan rutin untuk memantau efektivitas pengobatan dan menyesuaikan rencana perawatan jika diperlukan. Ini meliputi:
- Tes lipid darah berkala
- Pemeriksaan fungsi hati untuk pasien yang menggunakan statin
- Pemeriksaan mata rutin, terutama jika ada gejala mata terkait kolesterol