Israel Serang Jalur Gaza

Serangan brutal Israel yang terus berlanjut menciptakan ketakutan hingga memicu warga di Beit Lahiya, Jalur Gaza, berbondong-bondong mencari perlindungan.

Di tengah situasi yang terdesak, Pemimpin Hamas Yahya Sinwar tetap memberikan perlawanan terhadap Israel sampai napas terakhirnya.

Anak-anak dan pengungsi Palestina yang kehilangan tempat aman terpaksa bertahan hidup di Stadion Yarmouk, arena sepakbola tertua dan terbesar di Jalur Gaza.

Serangan brutal Israel itu memicu kebakaran dahsyat. Sedikitnya empat orang dipastikan tewas dan 70 orang terluka.

Rentetan serangan Israel ke Jalur Gaza, yang dilancarkan dari darat dan udara, menyisakan kehancuran yang memilukan.

Genosida terbaru yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza kini genap setahun. Setidaknya 41.788 orang di Jalur Gaza tewas dalam agresi militer tersebut.

Serangan ratusan rudal Iran yang menghujani Israel ternyata tak membuat negara Zionis itu berhenti membombardir Jalur Gaza dan Lebanon.

Sirine peringatan serangan udara meraung-raung di Tel Aviv, Israel, ketika sebuah rudal ditembakkan kelompok Houthi.

Warga Jalur Gaza memutar otak untuk tetap bisa memenuhi kebutuhannya di tengah blokade Israel. Salah satunya menciptakan BBM alternatif dari sampah plastik.

Israel kembali menjadikan sekolah yang ditempati para pengungsi di Jalur Gaza sebagai target serangan mereka.

Pesawat militer Israel mengebom Masjid di Nusairat Gaza hingga hancur tak tersisa. Begini penampakannya.

Pertumpahan darah di sekolah-sekolah yang diubah menjadi tempat pengungsian di Jalur Gaza telah menjadi pemandangan yang berulang sepanjang perang.

Pendeta Gereja Baptis di Jalur Gaza berinisiatif mengubah rumah ibadahnya menjadi klinik untuk merawat korban perang.

Pengepungan Israel yang menghalangi pengiriman makanan membuat jutaan penduduk di Jalur Gaza dilanda bencana kelaparan.

Militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi terbaru ketika serangan di seluruh Jalur Gaza terus berlanjut.

Anak-anak di Jalur Gaza itu rela menyisihkan waktu bermainnya demi mengumpulkan air bersih untuk keluarga.

Mereka memprotes kekejaman Israel yang melakukan serangan brutal di Rafah, bagian selatan Jalur Gaza.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan lebih dari separuh bangunan di Jalur Gaza telah hancur.

Tak dapat melanjutkan studi kedokteran karena peperangan, Rahaf Nasser menghabiskan hari-harinya dengan bermain musik di tengah reruntuhan Jalur Gaza.

Dua hari berlalu usai serangan brutal Israel ke Kamp Pengungsi Nuseirat menyisakan kehancuran bangunan yang fatal dan ratusan korban jiwa.