FOTO: Serangan Israel Hancurkan Setengah Bangunan di Gaza: Kerugian Tembus Rp652 Triliun, Butuh 80 Tahun untuk Perbaikan
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan lebih dari separuh bangunan di Jalur Gaza telah hancur.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan lebih dari separuh bangunan di Jalur Gaza telah hancur.
FOTO: Serangan Israel Hancurkan Setengah Bangunan di Gaza: Kerugian Tembus Rp652 Triliun, Butuh 80 Tahun untuk Perbaikan
Seorang warga berjalan di antara reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan brutal Israel di Beit Lahia, Jalur Gaza, pada 12 Juni 2024. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan, pada Senin (10/6), serangan Israel ke Jalur Gaza telah menghancurkan lebih dari setengah bangunan di daerah tersebut. REUTERS/Mahmoud Issa
“Kehancuran di Gaza tak terlukiskan,” kata UNRWA di media sosial, dilansir The Cradle, Selasa (11/6). “Lebih dari separuh bangunan telah hancur," lanjutnya. REUTERS/Mahmoud Issa
"Membersihkan reruntuhan akan memakan waktu bertahun-tahun. Penyembuhan dari trauma psikologis akibat perang ini akan memakan waktu lebih lama lagi," kata UNRWA. REUTERS/Mahmoud Issa
Butuh 80 Tahun untuk Perbaikan
Secara terpisah, PBB mencatat pengeboman Israel di Gaza menargetkan lebih dari 180 bangunan, menewaskan sedikitnya 400 orang yang berlindung di bawah bendera PBB. REUTERS/Mahmoud Issa
Sebelumnya pada Mei, Program Pembangunan PBB (UNDP) menyatakan perbaikan Gaza akan memakan waktu sekitar 80 tahun.
Abdullah al-Dardari, Asisten Sekretaris Jenderal dan Direktur Biro Regional UNDP untuk Negara-negara Arab, mengatakan upaya-upaya pembangunan ini dapat menelan biaya lebih dari Rp652 triliun.
“Beberapa donatur harus menyadari mereka harus mengambil risiko dengan menginvestasikan sedikit uang,” kata Dardari. REUTERS/Mahmoud Issa
Sementara, UNDP mengatakan lebih dari 70 persen rumah di Gaza telah hancur dalam kurun waktu enam bulan dan angkanya bisa mencapai 80 hingga 90 persen jika perang terus berlanjut. REUTERS/Mahmoud Issa