Fakta Terowongan Juliana di Pangandaran, Diambil dari Nama Ratu Belanda hingga Jadi Tempat Syuting Film Siksa Kubur
Sebuah terowongan di Kampung Cimandala, Pangandaran ini dulunya jalur kereta api Banjar-Cijulang yang dibangun pada tahun 1914 silam.
Sebuah terowongan di Kampung Cimandala, Pangandaran ini dulunya jalur kereta api Banjar-Cijulang yang dibangun pada tahun 1914 silam.
Fakta Terowongan Juliana di Pangandaran, Diambil dari Nama Ratu Belanda hingga Jadi Tempat Syuting Film Siksa Kubur
Belum lama ini rilis sebuah film garapan sutradara Joko Anwar, yaitu Siksa Kubur yang masih menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta film Tanah Air. Film yang tayang di bioskop sejak 11 April 2024 ini terdapat sebuah tempat yang bersejarah dan tidak banyak diketahui orang.
Pada awal film, terlihat sebuah terowongan yang menjadi salah satu jalan keluar dari desa terpencil. Terowongan yang berada di Kampung Cimandala, Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat ini bernama Terowongan Juliana.
(Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)
-
Dimana letak terowongan peninggalan Belanda di Desa Surokonto? Lokasi terowongan itu benar-benar tersembunyi di tengah hutan.
-
Kenapa Belanda membangun terowongan kereta api di Sawahlunto? Pada zaman penjajahan Belanda, moda transportasi kereta api sangatlah penting bagi perekonomian. Keberadaan jalur rel kereta api menjadi penghubung antara satu daerah dengan daerah lainnya. Di Pulau Sumatra, kereta api berperan sebagai pendukung mobilitas masyarakat serta mengangkut berbagai komoditas berharga untuk dikirim ke pelabuhan.
-
Dimana lokasi terowongan kereta api di Sumatera Barat? Di Sumatra Barat tepatnya di Sawahlunto terdapat sebuah terowongan tua bernama Lubang Kalam.
-
Kenapa terowongan Belanda di Desa Surokonto dibangun di bawah kuburan? Kondisi yang membuat kesan angker terowongan itu begitu kuat adalah lokasinya yang berada di bawah kuburan.
-
Apa nama terowongan kereta api di Sawahlunto? Di Sumatra Barat tepatnya di Sawahlunto terdapat sebuah terowongan tua bernama Lubang Kalam.
-
Dimana lokasi terowongan misterius itu? Ada yang menyita perhatian di pinggir jalan kawasan Pacet selatan Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, yakni keberadaan sebuah pintu terowongan.
Meski di dalam adegan film terowongan ini sangat mencekam dan menakutkan, namun aslinya Terowongan Juliana dulu menjadi jalur lintasan kereta api Banjar-Cijulang. Terowongan tersebut kini sudah tidak lagi beroperasi sebagai lintasan kereta api dan terbengkalai.
Selain itu, masih ada fakta-fakta menarik lainnya dari Terowongan Juliana di Pangandaran. Penasaran? Simak informasi selengkapnya yang dihimpun merdeka.com berikut ini.
Dibangun Tahun 1914
Mengutip Liputan6.com dan beberapa sumber lainnya, Terowongan Juliana sudah berdiri sejak tahun 1914. Saat itu, nama terowongan ini diambil dari Juliana Louise Marie Wilhelmina van Oranje-Nassau atau Ratu Belanda yang memerintah pada tahun 1948-1980.
Namun, bagi masyarakat setempat terowongan ini dikenal dengan nama Terowongan Bengkok. Hal ini dikarenakan bentuknya yang melengkung alias tidak berbentuk lurus seperti terowongan-terowongan pada umumnya.
(Foto: Kemdikbud)
Jalur Kereta Api
Masa kolonialisme Belanda, salah satu warisan infrastruktur yang masih bisa kita rasakan sampai detik ini adalah kereta api. Dulu, banyak sekali pembangunan jalur kereta api guna memenuhi kebutuhan transportasi angkutan barang (komoditi rempah).
Terowongan Juliana ini dibangun untuk menjadi jalur kereta api Banjang-Cijulang. Melalui terowongan ini bisa menghubungkan langsung dengan Stasiun Banjar dengan Stasiun Cijulang.
Terowongan ini termasuk dalam Wilayah Aset II Bandung dengan panjang sekitar 82 km. Selain itu, Terowongan Juliana memiliki mulut di sisi Timur Laut dan Barat Daya yang memiliki panjang 127 meter.
Melubangi Bukit Bebatuan
Fakta lainnya dari Terowongan Juliana adalah dibuat dengan cara melubangi bukit batu. Dasar terowongan ini berupa kontur tanah perkerasan dengan batu koral tapi sudah bercampur dengan tanah lumpur.
Terowongan Juliana ini dirancang tidak seperti terowongan lainnya. Bentuknya tidak lurus alias bengkok sehingga orang sulit melihat ujung terowongan seperti layaknya jalan buntu.
Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, terowongan ini memiliki mulut terowongan di sisi timur laut dan barat daya. Lebar terowongan berukuran 830 cm, lebar mulut terowongan 400 cm, dan tinggi 480 cm.
Tutup Sejak 1982
Pada 1982, jalur tersebut sudah ditutup total dan membuat Terowongan Juliana tidak lagi dipakai sebagai jalur KA. Indonesian Railway Preservation Society (2007) pernah mencatat bahwa pada 1997, petak Banjar-Banjarsari sempat diperbaiki dan beberapa lokomotif seperti BB300 dan D301 sempat berjalan di jalur ini.
Namun sayang, setelah berjalan sementara terowongan ini kembali ditutup setelah krisis ekonomi yang melanda seluruh Asia. Jalur dan bantalan rel yang baru dipasang pun langsung dibongkar lagi.
Di dalam terowongan terdapat ceruk yang terbuat dari kapur dan batu kali yang diplester dan dicat putih. Ruang ceruk berbentuk persegi empat itu berfungsi untuk petugas kereta api berdiri atau bersembunyi apabila ada kereta yang melintas.