Sosialisasi Dampak BAB Sembarangan, Dinkes Harap Warga Cilincing Bikin Septic Tank
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta Utara, masih ada sekitar 8.000 kepala keluarga di Kelurahan Kalibaru, buang air besar sembarangan (BABS).
Warga Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, digugah agar merasa jijik akibat kerap membuang air besar sembarangan (BABS). Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta Utara, masih ada sekitar 8.000 kepala keluarga di Kelurahan Kalibaru, buang air besar sembarangan (BABS).
"Masyarakat digugah untuk merasa jijik, malu, bersalah dan dosa jika masih melakukan kegiatan buang air besar sembarangan," ujar Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, Indah Raksi Padmasari, kepada merdeka.com, Kamis (14/4).
-
Kapan Mata Air Cikandung ramai pengunjung? Setiap akhir pekan kawasan ini selalu dipadati pengunjung hingga luar daerah.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Apa yang dimaksud dengan air? Pengertian air adalah suatu zat yang tersusun dari unsur kimia hidrogen dan oksigen dan berada dalam bentuk gas, cair, dan padat.
-
Di mana letak Air Terjun Grenjengan Kembar? Air Terjun Grenjengan Kembar merupakan surga tersembunyi di lereng Gunung Merbabu. Air terjun ini letaknya berada di tengah kawasan hutan pinus Dusun Citran, Desa Muneng, Kecamatan Pakis, Magelang.
-
Di mana letak Air Terjun Kedung Kayang yang mirip dengan pemandangan di luar negeri? Lokasinya yakni berada di Dusun Ngagrong, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
Indah menjelaskan, Dinas Kesehatan juga melakukan upaya sanitasi total berbasis masyarakat pilar 1 melalui pendekatan sosialisasi sampai dengan pemicunya. Langkah ini diharapkan dapat menjadi pemantik agar warga Kalibaru yang masih buang air sembarangan segera membuat septic tank mandiri.
"Harapannya masyarakat tergerak untuk membuat septic secara mandiri," ujar dia.
Diare Penyakit Terbanyak di Cilincing
Berdasarkan data yang ada di Dinas Kesehatan Jakarta Utara, selama periode 2020-2021, diare merupakan penyakit terbanyak yang terjadi di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing. Hal ini disebabkan sekitar 8.000 kepala keluarga belum memiliki septic tank.
"Untuk kondisi kesehatan warga di wilayah kelurahan Kalibaru bisa dilihat dari 10 penyakit terbanyak tahun 2020-2021 yang datanya ada di Puskesmas Kelurahan Kalibaru. Penyakit yang dapat terkait dari buang air besar sembarangan salah satunya diare," kata dia.
Indah mengakui bahwa keluarga yang masih melakukan buang air besar sembarangan merupakan tugas besar untuk Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara.
Dia menambahkan, selama ini Dinas Kesehatan Jakarta Utara juga terus melakukan advokasi kepada lintas sektor terkait dalam upaya percepatan open defecation free di wilayah kota administrasi jakarta utara.
"Berdasarkan tupoksi kesehatan, maka upaya kami hanya sebatas non fisik saja. Sedangkan pembangunan fisik septic, WC dan sebagainya bukan kewenangan kesehatan," pungkasnya.
194.063 Kepala Keluarga BAB Sembarangan
Sementara itu, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mencatat hingga 2021, sebanyak 194.063 kepala keluarga masih melakukan buang air sembarangan. Kondisi tersebut disebabkan warga tidak memiliki septic tank.
Berdasarkan data yang diterima merdeka.com dari Dinas SDA, wilayah dengan persentase tertinggi buang air sembarangan yaitu Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
"BABS (buang air besar sembarangan) masih terjadi di 233 kelurahan di DKI Jakarta. Dengan jumlah tertinggi di wilayah Kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilincing, yaitu 24 persen atau 8.745 kepala keluarga dari jumlah kepala keluarga di wilayah kelurahan tersebut," demikian informasi yang diterima pada Rabu (13/4).
Kepada merdeka.com, pejabat pada Dinas Sumber Daya Air itu menegaskan bahwa segala upaya telah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. Mulai dari sosialisasi kepada masyarakat untuk berhenti buang air besar sembarangan. Sosialisasi bahkan dilakukan atas kerjasama dengan Dinas Kesehatan.
Upaya lainnya adalah penanganan pengelolaan air limbah domestik, dengan melakukan pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) setempat maupun terpusat.
Untuk pembangunan SPALD setempat, Dinas SDA bekerja sama dengan PAL Jaya untuk merevitalisasi septic tank warga.
"Diharapkan dengan program-program tersebut dapat mengurangi BABS yang dilakukan oleh warga DKI Jakarta," ucapnya.
(mdk/gil)